05 Desember 2008

Apakah ini?

dari empat lalu sembilan.,,
antara empat dan sembilan,, ada dua, empat, enam, tiga dan satu.,,
sembilan dikurangi satu.,,
dari sembilan jadi dua belas.,,
ditambah satu dikurangi satu.,,
antara sembilan dan dua belas,, ada dua, empat, delapan, dan tiga.,,
sesekali muncul tiga puluh enam.,,
atau tujuh puluh dua.,,
di ujung jalan yang tampak adalah tiga belas.,, hingga kini masih ada dua atau empat.,,
enam jarang muncul.,,
tiga lumayan.,,
satu,, satu,, selalu satu yang muncul.,,


end.

23 November 2008

Re : Me : "seorang diri"

Tetapi,,,
tanpa Q sadari,, (dia) telah mLihat pJuanganku,, mPerhatikan gerak-gerikku,, mDengar jeritan susah payahku,, mDengar doaku diam-diam, telah bUsaha mNyelamatkan hidupku,, dia tSenyum padaku,, mBerikanku sebuah harapan untuk bTahan hidup..
tNyata selama ini,, tanpa kusadari, dia selalu bSamaQ,, who are you??
But, I just wanna say "thanx for all help.."


hmm,,
yang d atas tadi bukan dari saya. Seorang teman yg mau dg rela membalas 'tulisan' d posting sBelumnya.. Ucapan Terima kasih sBanyak2nya saya ucapkan bwt teman saya itu,, [sebut nama gag yawh? :-P ],, tak ku sangka dia mau mBalas coret2an saya yg tak bGuna itu,, terima kasih,, thanx,, syukran,. Arigato,, matur nuwun sanget kulo aturaken..

Terima kasihQ tiada terkira bwt U temanQ,, ndHo.. :-D

.end

Me : "seorang diri"

Me : "aku bJalan dAtas danau yg telah mBeku.."
Me : "musim dingin telah bAkhir "
Me : "pLahan es mulai mCair.."
Me : "mNinggalkan bongkahan pulau2 es d pMukaan danau"
Me : "aku bJalan dAtasnya"
Me : "mNapaki satu pSatu pulau2 kecil bonkahan es yg pLahan mulai mLeleh"
Me : "mLompat-lompat mCari tmpat pijakan"
Me : "bHarap mDapatkan tempat yg hangat"
Me : "terus mLompat"
Me : "satu-pSatu telah tLewati"
Me : "Es sMakin mCair,, hampir tiada lagi pulau2 es itu d pMukaan danau"
Me : "ke mana lg aku haruz mLangkah?"
Me : "sedangkan daratan masih tLihat sangat jauh.."
Me : "aku mCoba mLihat sKeliling"
Me : "baru ku sadari,, tNyata selama ini aku sendiri.."
Me : "hanya tinggal aku seorang diri"
Me : "mNapaki serpihan2 kenangan seorang diri"
Me : "hingga pada saat ku tSadar kembali dan aku mDapati hanya tinggal diriku sendiri"
Me : "tNyata selama ini aku sdndiri"
Me : "aku benci sendiri"
Me : "aku benci diriku sendiri.."

.end

21 Oktober 2008

Tiada Judul,,

Hari ini adalah hari Selasa, hari sibuk, padat, dan mNyebalkan.

Saat Q posting ini, tmen2 sedang sibuk ngurusi LCD, mau presentasi. Q juga baru aja tiba krn habis sibuk lalu lalang, ngeprint, juga ngejar deadline, tugas OS,,

huaah,, ngantuk,, q cuapek, pegel,, pingin tidur,, kasur, bantal, gulingQ,, belum sehari Q tinggalkan kalian, tp Q dah rindu sTengah mati,, :-D

30 September 2008

Saat saya mPosting, jam mTunjukan pukul 16:52, hanya kurang 1jam saja sdh bBuka pd puasa tAkhir ini. Nanti malam, akan tDengar sahut2an suara takbir dari seluruh daerah d Indonesia. Menandakan bAkhirx bulan Ramadhan tahun ini dan datangx hari Raya Idul Fitri.

Dari sudut kamarQ yg semrawut ini, aku mUtak-atik HP dan mCoba2 u/ posting,, tNyta bisa,, hmm bagiQ sendiri, semua ini tdk lagi asing, walau kDatangan hari penting ini sll mBuatQ bahagia, bkn krn apa hanya saja, sudah lumrah rasax, jika Lebaran, qt smua umat islam pd senang bukan main,, bgitupun aku, hari yg dtang sThun sKali ini sangat istimewa bg hmpir smua umat islam d bumi ini,,

sBulan lalu, qt telah bLatih u/ mNata dri, dr hawa nafsu, jg mNata kImanan qt,, sedikit bnyak telah mBawa pRubahan bg diriQ, smoga sja, tdk hnya pd bulan itu saja, justru ujian sesungguhx adl stl bulan itu bAkhir, apakah qt masih bsa bTahan spt qt bThan pd bulan Ramadhan? Pd saat itulah sbnx qt smua mulai d uji,,
Dalam hati, tBesit doa kpd yg Maha Kuasa,,
Semoga Q masih bisa mNemui bulan itu dan mJadi lebih baik daripada sebelumnya, pada tahun berikutx,, semoga d tahun depan, Q masih bisa mBayarkan zakat kpd yg memang bHak mNerimax,, semoga tahun depan Q masih bisa mJalani smua itu dg seluruh keluarga, segenap sanak saudara, tnpa tKcuali,, dan semoga tahun depan Q masih bisa mNikmati suasana Ramadhan dg seluruh teman sPjuangan dan sGenap teman2 yg ada pd tahun2 sBelumx,,

amin,,
.end

21 September 2008

Mendekati Hari Raya...

Puasa telah berjalan kurang lebih dua puluh satu hari,, kata pak Ustad,, masuk hari ke dua puluh ke atas itu adalah hari-jari dimana dosa-dosa kita diampuni,, istilah agamanya,, 10 hari terakhir adalah hari-hari pengampunan semua dosa-dosa kita,, hingga akhirnya tiba hari suci tiba pada ujung bulan Ramadhan, Idul Fitri,,

Kabar terbaru dari si pemilik adalah,, tak ada,, lho?,, ya emang g ada,, hanya sekedar sekilas info saja nih. Tadi pagi habis dari kampus, ngumpuling tugasnya mr.Adam,, setelah dua hari dua malam nglembur nulis translate-nya modul n begadang ngerjakan tugasnya p.Syarif,, kemarin malam saya bisa tidur nyenya,, ditambah lagi tanpa gangguan bangun pagi buat sahur,, (ga puasa soalnya,,) benar-benar nikmatnya...

Ada lagi nih,, denger-denger malam-malam akhir bulan Ramadhan itu ada Lailatul Qadar,, klu tak salah malam ganjil,, hmm,, temen-temenku kayaknya pada mburu malam ini,, tapi kayaknya tahun ini aku tak bisa mendapatkannya,, tau sendiri tamu 'merah' itu datang, jadi ga bisa ngapa-ngapain,, kuliah, telah dibereskan teman-teman, jika lancar besok adalah hari terakhir kuliah, setelah ngumpulin semua tugas-tugas,, anak-anak kos pada pulang soalnya,, n besok ada acara buber juga ma anak-anak kelas,, hmm,, dah lama juga sejak buber di rumah Juli dulu,, mana yang ikut mek titik pisan,, moga-moga besok berjalan lancar amin...

Masalah buber,, anak-anak smk yo jange buber tapi ga tau,, mbulet ae koyok susur,, jadinya piye aku yo ga tau,, sebenere sih mau cerita lebih banyak,, tapi g enak jika di sini, tar g enak lek ada yang baca,, laen kali aja deh,, akan aku pikirkan cara curhat terbaik di tempat umum begini,, mesio ga pernah ada yang buka, tapi tetep aja tempatnya terbuka, takutnya kliatan dalamnya, kan sungkan... hehe...

Selamat Menuniakan Ibadah Puasa,, dan menunggu hari Lebaran tiba,, ketemu lagi di episode berikutnya,, semoga di beri panjang umur untuk bisa posting lagi di blog ini,, :D
.end

12 September 2008

Bulan Ramadhan Tahun 2008

Bulan Ramadhan sudah hampir separuh berjalan. Kuliah yo mulai aktif, di tengah kesibukan ini saya menyempatkan untuk memposting...

Tugas, semakin menumpuk, kayaknya pada dosen unesa tercinta tak mengijinkan saya senang, bersantai menikmati bulan puasa dengan khusyuk. Tambah ruwet aja, uang nipis, sedangkan kebutuhan semakin membludak aja.. Kudu pinter-pinter ngatur nih... Satu dua minggu ini saya kudu konsentrasi ma kuliah, jangan sampe ada yg ga lulus lagi.. Tiga tahun Teng.. Tamat.. Insya Allah.. Ya Allah.. Moga-moga tercapai, Amin.
Semangat terus,, Kuliah,, hidup kuliah,, hidup Tugas,, ....

07 September 2008

From deena1256

Mungkin saja saya tidak akan sering-sering muncul. Saya hanya akan memunculkan apa-apa yang menemani saya. Misal, buku-buku. Yang paling utama memang itu, karena hanya itu saja saya bisa lebih banyak bicara. Saya ini orangnya pendiam, tak banyak bicara, namun banyak yang dipikirkan. Pikiran-pikiran itu bukan karena, utang, pacar, cowok atau sebagainya. Pikiran yang paling banyak mendomisili adalah BUKU terutama KOMIK. :D Yah.. mau bagaimana lagi, seorang deena tanpa adanya komik rasanya tak lengkap. :D Sampai pernah ada seorang teman yang mengatakan kalau wajahku memang kayak tokoh komik,, karya anak TK yg baru bisa menulis,, :D

Biarpun jarang, tapi tetap saya akan beri salam, sekali dua kali dalam sebulan. Pokoknya sebisanya saya. Buat teman-teman yang berkunjung, mungkin akan segera menutup blog ini begitu melihat banyaknya posting-posting 'boring' yang saya kirim. Tak papa, saya tidak marah. Saya ini tidak gampang marah,, saya ini orang yang penyabar,, (maunya sih gitu,, :D)

Perkembangan terbaru dari saya adalah... Saya baru saja berhasil mendapatkan semua karya Sir Arthur Conan Doyle lengkap. Itu tuh, si Detektif abad pertengahan, Sherlock Holmes. Dan yang buat saya Hepi..Hepi adalah, semuanya itu saya dapatkan dalam versi bahasa Inggris... Hwaha... Bener-bener Hepi nih...
Kabar buruknya ialah : Sudah ketiga kalinya saya ke warnet dengan nawaitu 'download antivirus' bisakah Anda bayangkan apa yg terjadi... Ketiga-tiganya GATOT (kayak nama Dosen PA saya... Sorry Pak.. :D) alias GAGAL TOTAL... Mbencekno puoll... Muangkel Puoll... Mana pas puasa... mau marah yaa gimana? takut batal... ceritanya gini...

Pada suatu hari yang cerah, saya dapat sms dari teman-teman. To the point aja, intinya 'Hari kamis mulai masuk Kuliah jam ke 3'. Hmm.. Planing-planing,,, akhirnya berangkatlah saya menuju kampus UNESA tercinta. Ternyata belum mulai aktif, para dosennya juga masih enjoy nikmati liburan. Jadi, intinya lagi nih,,, 'belum ada kuliah, besok senin aja mulainya,,'. Pulang, mampir ke nicnet sebentar, nawaitunya sih mau download.. tetep downdload.. hidup dowload antivirus... Njelalah kersane ngalah,,, luemot puoll, ga bisa-bisa, ati wes panas, kudu mangkel ae.. (inget puasa!!) akhirnya nyoba pake Modzila... Jek luemot, tapi tetep lanjut, akhirnya, mulailah penantian panjangku...

'Menunggu,,, ternyata menyakitkan,,, sadarlah diri kini dowloadannya masih 25%'

Saya resah campur gelisah... melirik ke arah jam, bentar lagi waku buka... ngelirik ke arah billingnya.. To Pay: 18000... tambah gelisah,,, biarpun lama dan merana,, akhirnya selesai juga to download... tutup komputer, segera ke operator... bayarin satu-satunya uang terakhir minggu ini, minta transfer... pulang ke rumah... hmmm...

malamnya... setelah terawih... kunyalakan komputer... dan seketika jantungku berhenti berdegup sesaat, hatiku hancur berkeping-keping... Mana downloadku tadi? Antivirusku? perjuanganku selama lima jam? uang 20000 terakhirku? lenyap tiada sisa dan tanpa hasil... hiks..hiks.. kemana pula itu file-file? apa tak masuk? hmm... jadi teringat lagu jaman dulu,, penyanyinya orang malaysia, nama bandnya (lupa..) 'sia-sia ku korban selama lima jam? ternyata begini,, ternyata begini, jadinya,,ah,, ah,,'.
.end

03 September 2008

The Secret Of Chimneys – Rahasia Chimneys

Agatha Chistie's Books

CHIMNEYS YANG INDAH DAN MEGAH!
Adalah sebuah
rumah bersejarah di daerah yang tenang, di mana para politisi meyelesaikan
persoalan-persoalan negara yang penuh rahasia – dan di mana persoalan-persoalan
lain juga dibereskan. Tapi satu bundel surat cinta yang mengejutkan, satu pak
memoir yang penuh skandal, dan sesosok mayat tokoh penting telah mengubah
Chimneys menjadi sebuah tempat pembunuhan dan kejahatan...
...sebuah tempat
di mana nasib sebuah negara bergantung pada kesucian seorang wanita
cantik...

Hanya sekedar ingin pamer. Buku Agatha kali ini, barhasil aku tuntaskan dalam waktu semalam. Ceritanya tak berjalan sebagaimana mestinya, tak terlalu menakutkan atau mencekam. Hanya saja, entah kenapa saya telah tertarik sejak awal mula Anthony bercerita tentang Herzoslovakia. Mungkin sedikit berbau politik, tapi itulah uniknya. Persoalan politik atau masalah kenegaraan, tak pernah bisa membuat saya tertarik. Saya selalu kesulitan dalam banyak hal. Namun, entah kenapa dalam bukunya kali ini, Agatha tak begitu menggunakan bahasa politik. Namun, bahasa yang sangat ringan untuk mengungkapkan segala intrik masalah politik di dalamnya. Cerita berpusat pada sebuah negara yang bernama Herzoslovakia. Anthony akan menceritakan tentang Herzoslovakia kepada Anda, secara garis besar.
“Hanya sejauh yang diketahui oleh orang lain. Salah satu negara di daerah
Balkan, kan? Sungai-sungai besarnya pun tak dikenal. Juga gunung-gunungnya.
Ibukotanya Ekarest. Penduduknya kebanyakan perampok. Hobi mereka membunuh raja
dan membuat revolusi. Raja terakhir adalah Nicholas IV. Dibunuh kira-kira tujuh
rahun lalu. Sejak itu kerajaan menjadi republik. Tempat yang cocok. Seharusnya
kaukatakan dari tadi bahwa tawaranmu ada hubungannya dengan Herzoslovakia.”
Anthony menjelaskan.
Jimmy meneruskan ceritanya tanpa peduli komentar
lawannya. “Pernah dengar tentang Pangeran
Stylptitch?”
“Nah, begitu dong,” kata Anthony.
“Orang yang belum pernah dengar tentang Herzoslovakia pasti lalu tahu kalau ada
yang menyebut nama Pangeran Stylptitch. Laki-laki tua hebat dari Balkan.
Negarawan terbesar di zaman modern. Penjahat besar yang belum sempat digantung.
Masalahnya kita membaca koran yang mana. Yang jelas Pangeran Stylptitch akan
terus dikenang orang walaupun kita telah menjadi abu. Setiap gerakan dan
peristiwa yang terjadi di daerah Timur Dekat dalam dua puluh tahun terakhir ini
pasti berkaitan dengan Pangeran itu. Dia adalah seorang diktator, patriot, dan
negarawan―dan tak seorang pun tahu sebenarnya dia itu apa. Dia dikenal sebagai
raja yang penuh intrik. Nah, ada apa dengan dia?”

Simpan cerita ini, dan nama-nama yang muncul dalam cerita Anthony tersebut. Cerita ini akan terus berkembang, mucul satu-persatu fakta yang menempel di sana-sini. Untuk mengetahui hubungan Anthony dan Chimneys. Silahkan baca kisahnya berikut ini, namun jangan terlalu percaya dengan apa yang Anda baca. Hercule Poirot selalu menekankan, Jangan mempercayai siapapun, sebelum dirimu membuktikannya sendiri.
....
“Cerita ini
dimulai kira-kira tiga minggu yang lalu―di Bulawayo. Saya yakin Tuan Lomax tahu
di mana tempat itu―tempat yang sangat terpencil. Saya berbicara dengan teman
saya yang bernama Tuan James McGrath―.” Anthony menyebutkan nama itu
perlahan-lahan dengan mata memandang George yang terpaku pada kursinya dan
menahan ekspresi dengan susah payah.
“Pokok
pembicaraan kami adalah bahwa saya akan pergi ke Inggris untuk melakukan suatu
tugas untuk Tuan McGrath yang kebetulan tidak bisa pergi sendiri. Karena karcis
sudah dipesan atas namanya, maka saya pun pergi dengan nama James McGrath. Saya
tidak tahu hukuman apa yang harus saya terima karena penggantian nama ini, tapi
Pak Inspektur pasti tahu.” .....
“Ketika saya sampai
di London saya menginap di Hotel Blitz, masih dengan nama James McGrath. Urusan
saya di London adalah menyerahkan sebuah naskah pada sebuah penerbit. Tidak
terlalu lama kemudian saya menerima utusan-utusan dari perwakilan dua partai
politik sebuah negara asing. Cara yang dipakai salah satu utusan tersebut sangat
konvesional, sedang yang lain tidak. Tapi keduanya saya hadapi dengan baik.
Namun demikian, kesulitan saya masih ada. Pada malam hari seseorang masuk
ke dalam kamar saya dan mencoba mencuri naskah itu. Dia adalah seorang pelayan
hotel.” .....
“Benar, saya tak melaporkannya kepada
polisi. Karena tak ada yang diambil. Tapi saya melaporkannya kejadian itu pada
manajer hotel dan dia bisa menguatkan keterangan saya bila diperlukan. Malam itu
juga si pelayan lenyap. Keesokan paginya, penerbit itu menelepon saya dan
menyerankan agar saya menyerahkan manuskrip itu pada orang yang akan mendatangi
saya. Saya setuju dan hal itu dilaksanakan pagi berikutnya. Karena saya tidak
mendengar berita apa-apa, saya menganggap naskah telah mereka simpan dengan
aman. Dan kemarin masih dengan nama James McGrath, saya menerima surat dari Tuan
Lomax―” ........
Inspektur Battle memandang Anthony tanpa berkedip. “Itukah
penjelasan Anda tentang kedatangan Anda tadi malam?”

“Tentu saja bukan,” kata Anthony ramah. “Kalau saya diundang bermalam di sebuah
rumah di luar kota, saya tidak memanjat tembok pada malam hari, menginjak-injak
rumput di taman dan membuka jendela rumah. Saya akan berhenti di depan rumah
itu, membunyikan bel, dan membersihkan sepatu di keset. Baiklah, saya teruskan.
Saya membalas surat Tuan Lomax, menerangkan bahwa naskah itu tidak ada lagi pada
saya, dan karena itu dengan menyesal menolak undangan Lord Caterham. Tapi
setelah menulis surat itu saya teringat sesuatu..” Dia berhenti sejenak―sadar
bahwa dia harus melewati sekeping es yang amat tipis. “Pada waktu saya berkelahi
dengan Giuseppe, pelayan hotel itu, saya merebut secarik kertas dengan tulisan.
Kata-katanya tak berarti apa-apa bagi saya pada waktu itu, tapi kertas itu masih
saya simpan. Nama Chimneys sangat menarik perhatian saya. Silahkan lihat
sendiri. Kata-kata yang tertulis adalah Chimneys 23.45 Kamis.” Battle meneliti
kertas itu.
“Tentu saja kata Chimneys di situ bisa
mungkin tidak ada hubungannya dengan rumah ini. Tapi sebaliknya, mungkin juga
ada. Dan jelas bahwa si Giuseppe ini adalah pencuri. Jadi saya memutuskan untuk
pergi kemari tadi malam untuk melihat-lihat, menginap di losmen, dan menelepon
Lord Caterham esok paginya agar waspada. Tetapi saya datang terlambat―tidak
punya cukup waktu. Karena itu saya menghentikan mobil, naik tembok, dan berlari
di halaman. Ketika saya sampai di teras, rumah itu kelihatan sepi dan gelap.
Saya baru saja melangkah kembali ketika terdengar suara letusan tembakan. Saya
seperti mendengar suara itu dari dalam rumah. Karena itu saya lari kembali,
melewati teras dan mencoba membuka jendela. Tapi jendela-jendela itu terkunci
dan saya tidak mendengar apa-apa dari dalam rumah. Saya menunggu beberapa saat.
Tapi semuanya sepi seperti kuburan. Jadi saya berpikir bahwa saya keliru, dan
menganggap suara yang saya dengar tadi bukan letusan tembakan tapi hanya
angan-angan saya saja. Hal yang wajar dalam situasi demikian menurut pendapat
saya.” ....
“Saya pergi ke losmen dan menginap di sana.
Lalu tadi pagi saya mendengar berita itu. Dan saya sadar bahwa saya telah
menjadi orang yang dicurigai polisi. Karena itu saya kemari―berharap agar bersih
dari prasangka dan lepas dari borgol.”
......

Begitulah certia Anthony hingga ia sampai di Chimneys kepada Inspektur Battle. Satu hal yang harus diketahui tentang Inspektur Battle. Inspektur ini tak mudah menunjukkan suasana hatinya, ia sangat pandai menyembunyikan emosi, hingga wajahnya tampak hampa. Namun, tak akan satu hal pun yang bisa kau sembunyikan dari dia. Begitu juga Anthony. Ceritanya tak sepenuhnya benar, ia menutupi sesuatu untuk melindungi seseorang. Virginia Revel. Siapa dia? Hanya seorang wanita yang cantik, dan mempesona hampir setiap laki-laki di buku ini. Mungkin lebih baik aku saja yang menceritakan siapa yang terbunuh pada malam Anthony tiba di Chimneys.
Korban adalah Pangeran Michael dari Herzoslovakia. Dia juga yang akan menjadi raja berikutnya di Herzoslovakia. Dia hendak membicarakan masalah ‘penting’ dengan Herman Issacstein. Siapa pula dia? Salah satu tokoh penting juga di negara itu. Intinya, Pangeran Michael ingin mengadakan kerjasama sehubungan dengan pengangkatannya menjadi raja Herzoslovakia dengan Herman Issacstein dan pemerintahan Inggris ikut mendukung recana itu. Namun, pada malam kedatangan Anthony dia terbunuh di ruang pertemuan di Chimneys. Karena pertemuan itu sangat ‘rahasia’ maka pada mulanya, Lord Caterham, pemilik Chimneys menyembunyikan identitas Pangeran Michael atas permintaan George Lomax, seorang yang penting juga namun sama sekali tidak menarik.
Masalah semakin kompleks. Seperti yang telah dibicarakan di awal, akan muncul satu-persatu fakta yang menempel di sana-sini sehubungan dengan Herzoslovakia. Baik rakyat, raja dan ratu, dan juga negara itu sendiri. Mungkin akan lebih baik jika menyimak pembicaraan rahasia yang diikuti oleh beberapa orang, yaitu Inspektur Battle, Inspektur Lemoine, Anthony Cade, Virginia Revel dan Bill Eversleigh.

......
“Tentunya kita semua mengerti bahwa apa yang
akan kita bicarakan di sini adalah rahasia,” kata Battle. “Jangan sampai bocor.
Saya selalu merasa hal ini akan diketahui umum. Orang seperti Tuan Lomax yang
selalu ingin diam-diam, biasanya menghadapi resiko besar. Persoalan ini bermula
tujuh tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi suatu pembangunan
basar-besaran, terutama di daerah Timur Dekat. Banyak negara dan pihak-pihak
yang tertarik, juga Inggris sendiri. Saya tak akan bercerita secara detil, tapi
ada sesuatu yang lenyap―lenyap dan tidak bisa dimengerti, kecuali bila kita
mengakui dua hal―bahwa pencuri itu menyamar sebagai seorang bangsawan dan apa
yang dilakukannya merupakan sesuatu yang profesional. Tuan Lemoine akan
menceritakan pada Anda.”
Orang Prancis itu
mengangguk sopan dan melanjutkan cerita itu. “Barangkali Anda semua belum pernah
mendengar nama Raja Victor yang amat terkenal di Prancis. Namanya yang
sesungguhnya tak ada yang tahu. Tapi dia adalah orang yang sangat berani, fasih
berbicara dalam lima bahasa, dan tak ada tandingannya dalam hal menyaru.
Walaupun ayahnya diketahui sebagai orang Inggris atau Irlandia, dia sendiri
biasanya ada di Paris. Di situlah delapan tahun yang lalu dia beraksi dengan
rentetan pencurian. Dia menamakan diri Kapten O’Neill.”
Sebuah seruan
tertahan keluar dari mulut Virginia. Tuan Lemoine melirik cepat
kepadanya.
“Saya rasa saya mengerti apa yang menyebabkan
Nyonya berseru. Anda akan mendengarnya nanti. Nah, kita di Sureté sangat curiga
jangan-jangan si O’Neill ini adalah Raja Victor. Tapi kami tak punya bukti. Pada
waktu itu di Paris ada seorang artis muda yang cerdik, bernama Angele Mory dari
Folies Bergeres. Kami mencurigai dia bekerja sama dengan Raja Victor. Tapi kami
juga tidak punya bukti untuk hal itu.

“Pada saat itu Paris menyiapkan penyambutan kedatangan Raja Nicholas IV dari
Herzoslovakia. Di Sureté kami semua bersiaga dan bersiap bila terjadi sesuatu
atas keselamatan tamu. Khususnya kami diperingatkan untuk mengawasi kegiatan
suatu organisasi revolusioner yang menamakan diri Komplotan Tangan Merah.
Ternyata komplotan itu mendekati Angele Moly dan menawarkan sejumlah uang bila
dia mau membantu rencana mereka. Dia diminta untuk menarik perhatian raja dan
membawanya ke suatu tempat yang telah ditentukan. Angele Moly menerima uang itu
dan berjanji akan membantu.
Tetapi
rupanya wanita muda ini lebih cerdik dan ambisius daripada mereka. Dia berhasil
menarik perhatian raja yang langsung jatuh cinta padanya dan menghadiahinya
dengan permata berlian. Pada saat itulah timbul keinginannya untuk tidak hanya
menjadi kekasih raja, tetapi permaisuri! Seperti dikatehui setia orang, ambisi
itu tercapai. Di Herzoslovakia dia diperkenalkan sebagai Countess Varaga
Popoleffsky, yang masih punya hubungan dengan keluarga Ramanoff, dan kemudian
menjadi Ratu Varaga dari Herzoslovakia. Nasib baik untuk seorang artis kecil
dari Paris! Saya dengar, dia bisa menjalankan peranannya dengan baik. Tetapi
kemenangannya tidak abadi. Komplotan Tangan Merah yang merasa dikhianati mencoba
membunuhnya dua kali. Akhirnya mereka melakukan kerusuhan sehingga terjadi
pembunuhan dan raja serta ratu akhirnya tewas terbunuh. Rakyat yang marah
menyatakan bahwa jenazah yang rusak dan tak bisa dikenali itu adalah jenazah
raja dan ratu mereka.
“Nah, selama itu kelihatannya
Ratu Varaga tetap berhubungan dengan Raja Victor. Mungkin rencana yang berani
itu adalah rencana si Raja Victor pula. Yang kami ketahui, mereka tetap
berhubungan dengan kode rahasia, dari Istana Herzoslovakia. Supaya aman,
surat-surat mereka ditulis dalam bahasa Inggris, dan ditandatangani dengan nama
seorang wanita Inggris yang ada di kedutaan. Apabila surat-surat itu ditemukan
dan dibawa kepada wanita tadi, wanita itu pasti menyangkal, walaupun ada tanda
tangannya. Tapi setiap orang akan maklum, karena surat tersebut adalah surat
seorang wanita yang bersalah, yang berhubungan dengan kekasih gelapnya. Nama
Anda-lah yang dipakainya, Nyonya Revel.

“Surat-surat itu ditujukan pada Kapten O’Neill di Paris. Dan maksudnya mungkin
bisa menerangkan suatu fakta di waktu kemudian. Setelah pembunuhan atas raja dan
ratu, banyak permata-permata kerajaan yang jatuh ke tangan komplotan Raja Victor
dan ditemukan di Paris. Setelah diselidiki ternyata bahwa 9 dari 10 kasus,
selalu ada permata asli yang dipalsukan. Dan jangan lupa, ada beberapa batu
permata terkenal dari Istana Herzoslovakia. Jadi, sebagai seorang ratu, Angele
Mory ternyata masih tetap melakukan praktek yang sama dengan yang dilakukannya
sebelum dia menikah.
“Sekarang Anda tahu arah
cerita ini? Nicholas IV dan Ratu Varaga berkunjung ke Inggris dan menjadi tamu
Marquis Caterham yang pada saat itu adalah Sekertaris Menteri Luar Negeri. Ratu
Varaga diterima sebagaimana layaknya. Di sinilah kita berhadapan dengan seorang
bangsawan palsu yang sekaligus juga seorang pencuri ulung. Dan tak diragukan
lagi bahwa pemalsuan itu dilakukan oleh aktor luar biasa yang amat berani, yaitu
Raja Victor.” .......
“Dibekukan,” sahut
Inspektur Battle. “Tak ada cerita tentang hal itu sampai sekarang. Kami sudah
melakukan segala yang bisa kami lakukan―dengan diam-diam. Permata itu tidak
keluar dari Inggris bersama Ratu Herzoslovakia―saja yang bisa saya katakan. Yang
Mulia menyembunyikannya di suatu tempat yang tidak kita ketahui dan belum
ditemukan. Tapi rasanya tidak heran kalau―” Mata Inspektur itu melayang ke
sekeliling ruangan― “ada di ruangan ini.” ...
“Anda
belum tahu situasinya, Tuan,” kata si Prancis dengan cepat. “Hanya dua minggu
kemudian pecah revolusi di Herzoslovakia, dan raja serta ratu terbunuh. Dan
Kapten O’Neill ditahan dengan tuduhan kejahatan kecil. Kami berharap mendapatkan
tumpukan surat rahasia itu di ruamahnya, tapi kelihatannya telah dicuri oleh si
perantara surat itu―orang Herzoslovakia. Laki-laki itu muncul di Herzoslovakia
sebelum revolusi, lalu lenyap tak ketahuan.” ......
“Nyonya memang cerdas,”
kata Lemoine memuji. “Ya, memang ada. Count Stylptitch saat itu juga menginap di
Chimneys.” .....
“Ya. Tentunya kalau dia tahu dengan
tiba-tiba, dia pasti marah. Apalagi setelah ada usaha membungkam persoalan itu”
kata Battle.
Anthony menyalakn rokok. “Apa tidak disebutkan dalam memoir
itu―secara rahasia―di mana batu permata itu disembunyikan?”
tanyanya.
“Rasanya tidak,” kata Battle. “Dia tidak
suka pada ratu. Dia tidak menyetujui perkawinan itu. Ratu pasti tidak akan
mempercayainya.”
“Bukan itu yang saya maksud,” kata
Anthony. “Dia adalah seorang laki-laki yang cerdik. Mungkin tanpa diketahui
ratu, dia menemukan tempat penyimpanan permata itu. Kalau hal itu terjadi, apa
yang akan diperbuatnya?”
“Duduk diam.” Jawab Battle
sambil merenung.
“Saya sependapat,” kata orang
Prancis itu. “Itu merupakan saat yang sangat menentukan. Bila batu permata itu
dikembalikan secara diam-diam, pasti akan menimbulkan kesulitan besar. Dan dia
akan punya kekuatan bila mengetahui tempat batu permata itu disimpan. Dan lelaki
tua itu suka kekuasaan. Dia tidak hanya akan menguasai ratu di tangannya, tapi
dia juga punya senjata ampuh untuk bernegosiasi setiap saat. Dan itu bukan
satu-satunya rahasia yang diketahuinya. Bukan! Dia punya koleksi rahasia seperti
seorang kolektor barang pecah-belah antik. Sebelum meninggal dia pernah
menyombong bahwa dia bisa membaut berita heboh kalau dia mau. Dan dia menyatakan
bahwa dia kan mengungkapkan sesuatu yang menghebohkan di dalam memoirnya. Karena
itu banyak pihak yang ingin menguasainya. Polisi sudah bersiap untuk mengambil
alih dokumen itu, tapi Count Stylptitch telah menyelamatkannya lebih dahulu
dengan mengirimkannya jauh-jauh sebelum dia meninggal.”
....

Sampai di sini tentu sudah bisa ditebak, memoir itu akhirnya jatuh ke tangan James McGrath yang kemudian diserahkan kepada Anthony untuk di serahkan kepada penerbit di London untuk mendapatkan imbalannya. Yah.. itu sebagian besar cerita yang bisa dikumpulkan. Memang masih ada banyak hal yang tidak bisa diungkapkan. Untuk lebih lengkapnya, bisa baca bukunya langsung. Penyelesaiannya, juga sangat membingungkan. Satu sisi kita dihadapkan bahwa Anthony-lah Raja Victor sesungguhnya. Namun, terlepas dari semua itu. Agatha telah memberikan banyak petunjuk untuk menyangkal dugaan itu, yang kemungkinan akan kita anggap sebagai hal yang sebaliknya. Saya pun tak dapat menyangka akhirnya, namun saya benar-benar puas dan semuanya terasa masuk akal.
Hmm, aku sedang memikirkan sesuatu, yaitu apakah perlu aku menampilkan penyelesaian dari kasus ini dan mengungkap siapa sebenarnya Anthony Cade ini? Cukup panjang jika dijelaskan mulai dari awalnya. Lagi pula jika tak didampingi dengan membaca buku aslinya maka tak akan mengena. Ada banyak hal yang menarik yang tidak bisa dituliskan di blog ini. Secara garis besar, aku hanya menampilkan ceritanya secara global dari pembicaraan yang dilakukan tokoh dalam buku itu yang aku anggap mendekati kebenaran.
Mungkin tidak di kesempatan ini aku akan mengungkap segalanya. Mungkin suatu saat nanti, jika aku berkesemapatan untuk menuliskan lebih banyak fakta dalam kasus ini secara terperinci. Aku sudah memiliki referensinya, namun tetap saja masih harus diolah. Untuk lebih baik lagi, tak rugi juga jika Anda semua mencoba membaca bukunya secara langsung. Jika Anda telah menamatkan buku Agatha ini “Rahasia Chimneys” (The Secret of Chimneys), coba selanjutnya Anda membaca karya Agatha yang berjudul “Misteri Tujuh Lonceng” (The seven Dials Mistery). Jika Anda jeli, maka Anda akan mendapatkan sesuatu yang menarik mengenai tokoh-tokoh yang ada di kedua novel tersebut. ...end

Simulasi Pengadilan

Q.E.D 27

Kana adalah gadis ceria yang penuh semangat dan kuat. Ia adalah seorang anak dari Inspektur Polisi Mizuhara. Tak jarang ia juga ikut terlibat kasus karena pekerjaan ayahnya. Suatu hari, ia tengah berada di TKP sebuah pembunuhan dan bertemu dengan Toma. Toma adalah teman sekelas Kana, murid pindahan dari luar negeri, Amerika. Kabarnya dia adalah lulusan MIT, dan seorang ahli matematika. Namun, ia kembali ke Jepang dan kembali menjalani pendidikan sebagai murid SMU biasa. Sampai sekarang belum diketahui alasan Toma yang sebenarnya melakukan hal itu. Setelah pertemuan dengan Kana, Toma yang selalu cuek dan tak suka mencampuri urusan orang lain, mendadak harus terus mengikuti Kana yang kadang suka memaksanya. Suatu hari, di sekolah mereka, terdapat undian berhadiah, tanpa peduli untuk apa undian itu, Kana memaksa Toma menarik undian itu, dan akhirnya mereka berdua tepilih. Ternyata undian itu adalah sebuah undangan untuk menjadi anggota Juri dalam sebuah Simulasi Pengadilan. Kana sempat kecewa, namun Toma mengingatkan Kana, ia tak akan bisa mundur lagi. Mereka berdua, akhirnya mengikuti Simulasi Pengadilan itu dengan berperan menjadi Juri.

Narator : "Yang disebut anggota Juri Pengadilan adalah para warga sipil yang punya hak pilih dan bergabung dalam dewan juri pengadilan dan memutuskan bersalah – tidaknya seorang terdakwa. Untuk Hakim, Pengacara dan Jaksa, telah diminta bantuan mereka yang memang berprofesi demikian. Sedangkan untuk terdakwa dan saksi akan diperankan oleh mereka."

Hakim : “Saya, Hakim. Simulasi sidang ini akan dimulai dengan mengangkat kasus yang benar-benar terjadi. Apakah terdakwa bersalah atau tidak bersalah? Para murid yang sedang memperhatikan panggung juga silahkan berpikir. Kalian dapat menyumbangkan rasa tanggung jawab untuk mengadili seseorang.
Keenam anggota juri akan mengikuti proses pengadilan kasus perampokan bersama kami bertiga sebagai Hakim. Tapi sebelum itu akan kujelaskan peraturannya.
Pertama. Sebelum vonis bersalah dijatuhkan, kalian harus menganggap terdakwa yang sedang menjalani pengadilan belum bisa dianggap penjahat sampai kalian, para juri memutuskan. Ini disebut azas praduga tak bersalah.
Kedua. Pihak Jaksa yang bertanggung jawab menjelaskan kesalahan terdakwa. Dia akan menjelaskan bahwa terdakwa bersalah selama dia belum berhasil membuktikan terdakwa dianggap tidak bersalah. Tapi, ada juga beberapa Jaksa yang kesulitan membuktikan bahwa terdakwa bersalah sepenuhnya.
Ketiga. Untuk membuktikan terdakwa bersalah, mereka bisa menggunakan pembuktian yang melewati nalar. Untuk lebih mudahnya, 'Orang yang berpikir bahwa si pelaku benar-benar melakukan kejahatan bukan hanya aku, tapi juga yang lain' kalian bisa berpikir seperti itu untuk membuktikannya. Sidang Dibuka."

Hakim meminta Jaksa untuk membacakan tuntutan terhadap terdakwa.

Jaksa : "Nama terdakwa. Tsuneo Toyokawa. Isi dakwaan, pada hari x, bulan x, dan tempat x, terdakwa telah melakukan pemukulan pada korban, Sachiko Azuma, dan merampok uang sebesar 150 ribu. Terdakwa dikenakan tuduhan perampokan."

Hakim :
"Terdakwa, Anda punya hak tutup mulut yang berarti, Anda boleh tidak menjawab pertanyaan. Semua jawaban Anda bisa menguntungkan atau malah merugikan Anda. Para Juri sekalian hak terdakwa untuk tidak menjawab bukan merupakan sesuatu yang tidak menguntungkan. Jadi, kalian tidak boleh berpikir terdakwa bersalah. Ada yang ingin terdakwa sampaikan?"

Terdakwa :
"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku tidak bersalah!"

PERTANYAAN PEMBUKA

Jaksa : "Empat tahun lalu, terdakwa Toyokawa pindah ke Tokyo dari Kagoshima. Pertama kali sebagai satpam toko, lalu pegawai bar sampai sekarang, dia tercatat sudah tujuh kali ganti pekerjaan. Karena penghasilannya yang tidak tetap, kehidupannya tidak pernah stabil. Setengah tahun lalu, dia bertemu kembali dengan teman-temannya yang menggemari musik lalu membentuk band. Dia membeli gitar dengan cara kredit, sejak saat itu, kehidupannya mulai merosot dan utangnya pada bank mencapai 350 ribu. Telepon genggamnya diputus dan dia menunggak uang sewa rumah. Dia terus berhutang pada kerabat dan teman-temannya.
Suatu hari dia memukul korban, Azuma dan mengambil uang sebesar 150 ribu yang disimpan dalam di amplop bank tertutup. Dalam pergaulan itu, ada saksi yang mendengar teriakan terdakwa 'Lepaskan nenek tua!'. Seorang polisi patroli menemukan terdakwa di taman. Karena ciri-ciri sama dengan pelaku, dia bertanya dan kemudian langsung menangkapnya dan ditemukan amplop berisikan uang 150 ribu pada terdakwa. Di hari kejadian korban mengambil uang di ATM sebuah bank dan pelaku kedapatan berkeliaran di depan bank untuk mencari target. Hakim dan para Juri sekalian dengan alasan seenaknya, terdakwa telah melukai korban yang tak bersalah dan mencuri uangnya. Saya mohon Anda memberi hukuman setimpal!”


Hakim :
"Pengacara?"

Pengacara : "Hakim dan para Juri sekalian, pak Toyokawa sama sekali tidak merampok atau melukai seseorang. Dia datang ke Tokyo, dengan segudang impian dan melakukan banyak pekerjaan. Tapi untuk mencari apa yang diinginkannya, Dia tidak akan melakukan kejahatan. Dia telah membulatkan tekat mewujudkan impiannya dalam bidang musik bersama teman-temannya. Dia tidak akan merusaknya dengan melakukan kejahatan. Walau saksi yang berada di dekat TKP mengaku mendengar suara pak Toyokawa, dia tidak bisa melihat jelas sosoknya dan tentang uang yang ditemukan, dia menemukannya jatuh di jalan dan memungutnya. Hanya berdasarkan kecurigaan belum cukup untuk menuduhnya bersalah. Tidak ada bukti behawa pak Toyokawa bersalah. Kumohon Anda bersikap adil dan melepaskan pak Toyokawa dari segala tuduhan."

PEMERIKSAAN SAKSI

Hakim : "Dalam pernyataan awal, pihak Jaksa telah menekankan bahwa kasus ini memang demikian adanya. Sekarang kalian harus membuktikan penekanan itu dan memutuskan terdakwa bersalah atau tidak, hanya berdasarkan bukti yang disodorkan. Dan yang paling penting, semua bukti dan kesaksian yang muncul di sini tsk terbatas kebenarannya. Kesaksian dan bukti mana yang memiliki kekuatan kebenaran? Keputusan itulah yang menentukan bersalah tidaknya terdakwa."

Saksi PERTAMA.
Saksi 1 : "Nama saya Masaki Kinoshita, pelajar."


Jaksa : "Apa yang Anda kerjakan di hari kejadian?"

Saksi 1 : "Saya sedang main internet di kamar. Lalu saya mendengar teriakan terdakwa 'Lepasin nenek tua!'"

Jaksa : "Jadi, Anda mengenali pelaku berdasarkan suara yang Anda dengar di TKP?"


Saksi 1 : “Ya”


Jaksa : “Lalu bagaimana dengan suara terdakwa?”

Pengacara : “Keberatan! Pertanyaan terlalu memojokkan terdakwa."


Hakim : “Diterima! Silahkan ganti pertanyaannya.”


Jaksa : “Apakah suara yang Anda dengar suara laki-laki atau perempuan?”


Saksi 1 : “Laki-laki”


Jaksa : “Apakah ada sesuatu yang khusus?”


Saksi 1 : “Cara bicaranya terdengar seperti aksen daerah Kagoshima. Di kampung saya di Fukuoka saya punya teman dari Kagoshima. "


Jaksa : “Terdakwa memang berasal dari Kagoshima. Apakah yang Anda dengar itu benar suara terdakwa?”

Saksi 1 : “Ya!”


Hakim : “Pengacara, ingin mengajukan pertanyaan?”


Pengacara : “Di tengah malam, banyak suara orang yang mirip satu sama lain. Apalagi, orang-orang yang muncul di acara TV. Kemiripan suara lebih banyak daripada kemiripan wajah. Apa Anda tidak kesulitan membedakan?”

Saksi 1 : “Tapi aku mendengar aksen Kagoshima.”


Pengacara : “Anda bilang, kenal aksen Kagoshima dari sahabat yang berasal dari sana. Bisa saja karena saksi kenal seseorang di sana, dan karena sering mendengar kata itu, dia ikut terpengaruh.”

Jaksa : “Keberatan! Itu hanya dugaan!”

Hakim : “Diterima. Para juri diminta mengabaikannya.”

Pengacara : “Apa Anda begitu mudahnya mengingat suara yang terdengar dari luar dan memastikan itu suara pak Toyokawa? Apa Anda bisa membedakan intonasi sekecil apapun?”

Saksi 1 : “Apa maksudmu?”

Pengacara : “Lihat foto korban ini! Korban adalah seorang wanita cantik dan tidak terlihat kalau usianya 45 tahun dan wanita ini saat melihatnya. Apakah Anda bisa menyebutnya nenek? Satu hal lagi. Selain teriakan terdakwa, apakah Anda mendengar suara lain?"

Saksi 1 : “Tidak!”


Pengacara : “Aneh, padahal wanita itu sedang diserang. Bukankah seharusnya dia berteriak dulu saat menyadari peristiwa itu?”

Saksi 1 : “Soalnya jendela tertutup....”

Pengacara : “Apakah Anda benar-benar mendengar suara terdakwa?”

Saksi 1 : “Tidak salah lagi!!” (dengan sedikit membentak, marah)

Pengacara : “Sekian.”

Saksi KEDUA
Saksi 2 : “Nama saya Akimi Ibata. Pegawai Perusahaan ansuransi.


Jaksa : “Anda melihat terdakwa dihari kejadian?”

Saksi 2 : “Ya, di bank depan stasiun. Saya melihat orang aneh. Kira-kira pukul 5 sore, dia tampak sedang kesal. Justru karena takut, saya masih ingat wajahnya.

Jaksa : “Apa yang Anda takutkan?”

Saksi 2 : “Sebab, saya pikir dia itu penjambret atau semacamnya. Karena hari itu hari gajian, saya pergi ke ATM. Orang itu sudah tidak ada setelah saya keluar. Lalu saya pulang ke rumah.”

Jaksa : “Berdasarkan rekaman kamera pengawas, korban berdiri selang tiga orang di depan saksi. Artinya, pelaku sudah tahu korban akan mengambil uang lalu mengejarnya. Sejak awal dia telah merencanakan semua ini.”

Pengacara memperlihatkan sebuah denah bank. Dia berhasil membuktikan terdakwa tidak melihat ke dalam bank.

Pengacara : “Toyokawa jelas tidak mungkin bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Apalagi pintu masuk bank terbuat dari kaca yang tebal. Orang luar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Bank bukan hanya tempat mengambil uang, tapi juga untuk menaung atau mengurus buku tabungan. Terdakwa yang berdiri di luar tidak tahu apa yang dilakukan korban di dalam bank. Apa Anda masih bisa mengatakan dia pelakunya?”

Saksi KETIGA
Saksi 3 : “Nama saya Norikazu Baba. Pekerjaan Polisi. Saya yang menangkap terdakwa.”


Jaksa : “Tolong jelaskan situasi saat itu.”

Saksi 3 : “Setelah menerima laporan, saya pergi ke TKP dan mendapat informasi bahwa penjahat itu adalah pria setinggi kurang lebih 175cm yang memakai t-shirt hitam. Saya mendapatkannya di taman terdekat, saya memanggilnya, waktu saya akan menginterograsinya, tiba-tiba dia kabur. Saya berlari mengejarnya dan melihat amplop bank berisi uang. Saya yakin, dialah penjahatnya.”

Jaksa : “Begitu yaa?”

Pengacara : “Ada pertanyaan, pembela? Waktu menangkap pak Toyokawa, apa yang pertama kali Anda tanyakan?”

Saksi 3 : “Saya tanya ‘Kenapa kabur?’ lalu dia menjawab ‘Tadi kabur karena ketakutan’ saya tanya lagi ‘Uang ini milikmu?’ lalu dia menjawab ‘Bukan, aku memungutnya di jalan dan bermaksud menyerahkan kepada polisi’.
Setelah itu, kami memanggil korban ke TKP dan menanyakan kepada korban dan saksi. Korban mengaku tidak yakin karena kejadiannya begitu tiba-tiba. Tapi, saksi sangat yakin karena ia telah mendengar suaranya. Karena itu saya menangkapnya untuk memastikan.


Pengacara : “Bukankah pak Toyokawa bilang memungut uang itu?”

Saksi 3 : “Itu bohong?”

Pengacara : “Kenapa?”

Saksi 3 : “Pencuri pasti akan mengatakan demikian!”

Pengacara : “Demikian juga orang yang memungut uang itu! Lalu perkataan beliau sebelumnya soal dituduh mencuri di sebuah rumah juga bohong?”

Saksi 3 : “Itu benar!”

Saksi KEEMPAT – Terdakwa – Tsuneo Toyokawa.
Pengacara : “Anda terlibat masalah keuangan karena membeli gitar secara kredit.”


Terdakwa : “Ya.”

Pengacara : “Demi itu, Anda rela langganan HP Anda diputus dan menunggak uang sewa rumah?”

Terdakwa : “Soalya, aku masih bisa memakai telepon umum. Dan pemilik rumah bilang akan menunggu.”

Pengacara : “Jumlah utang Anda 350 ribu....”

Terdakwa : “Aku akan mengembalikannya sedikit demi sedikit! Memangnya mentang-mentang berhutang, lantas semua orang itu pencuri?”

Pengacara : “Tidak mungkin. Aku sendiri juga mempunyai hutang. Apa yang Anda lakukan di depan bank?”

Terdakwa : “Aku ingin memeriksa saldo rekening, kupikir masih ada walau sedikit, tapi ternyata tidak, jadi aku kembali.”

Pengacara : “Apa Anda berencana mencuri?”

Terdakwa : “Tidak! Percayalah padaku!”

Pengacara mengakhiri pertanyaannya. Dan hakim melemparkannya kepada Jaksa untuk mengajukan pertanyaan.

Jaksa : “Apa Anda kesulitan karena langganan HP Anda dihentikan dan menunggak uang sewa rumah. Tapi Anda kebingungan bukan hanya masalah uang kan? Baik di kota maupun acara tv, banyak baju dan makanan yang Anda ingin beli tapi tidak bisa. Anda marah karena semua berjalan tidak sesuai harapan. Anda bilang akan menyerahkan uang yang jatuh pada polisi, tapi kenapa malah kabur saat polisi datang?”

Terdakwa : “Karena aku takut dia tidak akan percaya padaku!”

Jaksa : “Begitu? Anda orang yang berpenampilan sama seperti pelaku dan membawa uang dalam jumlah yang sama besar dengan uang yang dicuri! Tidak ada seorang pun yang akan mempercayai cerita seperti itu. Sekian.”

PEMBACAAN TUNTUTAN

Jaksa : “Ketua Juri dan para anggota Juri sekalian. Silahkan lihat. Dengan bukti-bukti ini, kami menganggap terdakwa, Tsuneo Toyokawa, bersalah.

MOTIF
Hutang sebesar 350 ribu.
Kehidupan ekonomi yang buruk.

HAL YANG MEMBERATKAN PELAKU
· Pelaku yang ada di luar bank mengincar korban yang akan mengambil uang.
· Terdakwa memiliki penampilan dan suara yang sama dengan pelaku.
· Suara pelaku beraksen
Kagoshima.
· Terdakwa kabur saat ditemukan polisi di sebuah taman yang letakknya dekat dengan TKP.
· Terdakwa memgang amplop uang yang dicuri.

PELAKU ADALAH :
TSUNEO TOYOKAWA


Sudah jelas bahwa terdakwa adalah pelakunya. Kami dari pihak Jaksa menuntut hukuman delapan tahun penjara untuk terdakwa, Tsuneo Toyokawa.”

ARGUMEN PENUTUP

Pengacara : “Pihak Jaksa penuntut menyatakan pak Toyokawa bersalah tapi apakah itu benar? Benarkah saksi mendengar suara pak Toyokawa? Padahal, dia tidak mendengar suara jeritan korban? Walau ada yang melihatnya di depan bank, pak Toyokawa tidak masuk ke dalam, bagaimana dia bisa tahu korban akan ke ATM? Uang itu dipunggutnya sendiri dari jalan, alasan pak Toyokawa kabur dari polisi adalah karena dulu polisi pernah salah menangkapnya.
Semua dakwaan Jaksa hanya sekedar prasangka. Semua itu telah melewati batas rasional dan selama terdakwa belum terbukti bersalah.. Dia tidak bersalah. Saya mohon rasa keadilan Anda semua dapat menolong pak Toyokawa. Hanya Anda yang bisa melakukan hal itu.”


RAPAT KEPUTUSAN

Hakim : “Baiklah, rapat dimulai. Selain ketiga orang majelis hakim, rapat ini dihadiri enam juri, jadi total ada sembilan orang. Di sini kalian akan memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak. Kalau bersalah, hukuman apa yang harus dikenakan padanya. Terdakwa akan dinyatakan bersalah bila kalian bisa membuktikan secara rasional, bila tidak, artinya dia tidak bersalah. Kita semua memiliki hak bicara yang sama. Silahkan berdiskusi dengan bebas. Bagaimana menurutmu?”

Juri 1 : “Bersalah.”

Hakim : “Kenapa?”

Juri 1 : “Perasaanku mengatakan begitu.”

Juri 4 : “Apa maksudmu perasaan?”

Juri 1 : “Kau sendiri bagaimana?”

Juri 4 : “Tidak bersalah. Sebab, pemain musik bukan orang jahat.”

Hakim : “Lalu kau?”

Juri 2 : “Tidak bersalah. Semua bukti hanya berupa spekulasi, belum bisa dibuktikan kebenarannya..”

Juri 4 : “Benar! Semuanya cuma spekulasi. Jadi, dia tidak bersalah.”

Juri 5 : “Bukti spekulasi itu apa?”

Juri 6 : “Dalam pembuktian ada istilah bukti langsung dan bukti spekulasi. Misalnya ada uang yang dicuri. Kesaksian ‘A mencuri uang’ dan pengakuan langsung ‘aku melakukannya’ adalah bukti langsung. Tapi.. Fakta bahwa ‘A ada di dekat TKP’ dan ‘setelah kejadian, kondisi keuangan A memburuk’ itu disebut bukti spekulasi. Bukti spekulasi seperti ‘ A ada di dekat TKP karena ada keperluan’ atau ‘mendapat uang dari undian’. Alasan yang tidak berhubungan dengan kasus itu adalah bukti yang masih mengandung kemungkinan tapi pertanyaan seperti ‘A bilang akan mencuri uang’ atau ‘Cuma A yang tahu di TKP itu ada uang’. Bisa dijadikan alasan masuk akal untuk menyatakan ‘A adalah penjahatnya’. Makanya hal seperti itu tidak bisa diterima.
Juri 2 : “Jadi, kita bisa mempertimbangkan kesaksian polisi tadi? Kalau begitu bersalah! Dia ada di bank, suara dan penampilan yang mirip pelaku lalu, membawa uang yang dicuri. Jelas dia pelakunya!”


Juri 3 : “Jadi, dia bersalah!”

Juri 5 : “Tapi.. itu artinya dia akan kena vonis penjara enam tahun lebih.. kalau salah, kita akan menyeret orang tak bersalah ke penjara.”

Hakim : “Pertama-tama, pikirkan hubungan terdakwa dengan kasus itu baik-baik. Hanya dengan memikirkan berat ringannya hukuman tidak akan menghasilkan keputusan yang benar.”
Juri 6 : “Bagaimana kalau kita analisis?


Juri 6 menuliskan sesuatu di sebuah papan. Berikut tulisan Juri 6.


1. Terdakwa sedang mengalami masalah keuangan.
2. Ada saksi yang menyatakan bahwa pelaku memiliki suara dan penampilan sama dengan terdakwa.
- Pelaku memiliki aksen Kagoshima, sama dengan daerah asal terdakwa.
- Tidak terdengar suara jeritan korban.
- Tak ada yang melihat wajahnya.
3. Terdakwa ada di depan bank tempat korban mengambil uang. Tapi, tidak mungkin dia tahu korban ada di ATM karena tidak masuk ke dalam.
4. Setelah kejadian, terdakwa kabur saat ditemukan polisi. Karena dulu pernah salah tuduh sebagai pelaku pencurian.
5. Terdakwa membawa uang yang dicuri. Dia bersikeras mengaku uang itu ditemukannya di jalan.


Juri 5 : “Ini semuanya sudah dinyatakan oleh Jaksa, kan?”

Hakim : “Menurutmu bagaimana?”

Juri 6 : “Benar-benar pembuktian yang berbahaya.”

Juri 5 : “Jadi.. tak bersalah? Aneh sekali bahwa saksi yang ada di TKP tidak mendengar suara jeritan korban, tapi, bukti bahwa ATM itu tidak terlihat itu juga lemah. Bukti paling kuat hanya bahwa uang itu ada padanya dan dia kabur saat ditanya polisi.”

Hakim : “Waktunya sudah tiba. Mari kita mengambil keputusan. Biasanya diskusi seperti ini masih bisa dilanjutkan, mengingat ini adalah rapat Juri... Sekarang saya akan menjelaskan sistem pemungutan suara anggota Juri. Di negara-negara seperti Amerika yang menganut sistem ‘satu suara untuk semua’ dalam pengambilan keputusan. Tapi, di Jepang.. Jumlah berperan penting. Dalam pengambilan keputusan ini, ada tiga orang anggota majelis hakim dan enam orang Juri. Kesembilan orang inilah yang akan memutuskan dia bersalah atau tidak. Tapi, saat memutuskan, harus ada paling tidak seorang anggota majelis yang setuju. Dan bila keenam anggota Juri mencapai suara yang sama, kesepakatan itu tidak akan berlaku bila ketiga anggota majelis hakim tidak setuju. Walau biasanya dipakai sistem satu suara, karena hari ini hanya simulasi, saya ingin kalian mendapatkan pengalaman. Mari kita ambil suara. Bagi mereka yang menyatakan bersalah silahkan angkat tangan. 1, 2, 3, .... empat orang.

Juri 6 mengangkat tangannya perlahan-lahan. Hakim melihatnya, dan akan mengatakan. Lima orang. Namun, mendadak Juri 6 menurunkan tangannya lagi.

Juri 6 : “Tidak jadi. Maaf!”

Hakim : “Lalu, yang mengatakan tidak bersalah. 1, 2, 3, 4, ... Lima orang. (Hakim melihat Juri 6 mengangkat tangannya dan tidak menurunkannya lagi). Jadi menurutmu, dia tidak bersalah?”

Juri 6 : “Ya.”

Hakim : “Termasuk Majelis Hakim, ada lima orang yang setuju tidak bersalah. Mari kita putuskan vonisnya. Tuduhan tindak kejahatan terdakwa dalam pengadilan ini tidak dapat dibuktikan karena kurangnya bukti. Dengan demikian terdakwa dinyatakan Tidak Bersalah.”

Sidang pun selesai, berakhir dengan keputusan yang telah disepakati bersama. Tedakwa Tsuneo Toyokawa tidak bersalah.
Hakim mengucapkan terima kasih atas kerja sama Pengacara dan Jaksa serta anggota majelis hakim yang lain karena telah bersedia membantu dalam Simulasi Sidang kali ini. Seorang anak perempuan, yang tadi ikut menjadi Juri dalam Simulasi sidang itu, mendekati Hakim.


Mizuhara : “Pak Hakim. Karena ini kasus sungguhan, dalam pengadilan asli, dia divonis bersalah atau tidak bersalah?”

Hakim diam sejenak. Hakim melihat siswa yang tadi juga menjadi Juri. Hakim berjalan mendekati anak itu yang sedang istirahat sambil minum air mineral.

Hakim : “Kamu! Waktu pengambilan suara, awalnya kamu memilih bersalah, tapu lalu berubah menjadi tak bersalah. Kenapa?”

Toma : “Apa saya harus menjawabnya?”

Hakim : “Tidak juga! Tapi dalam pengadilan sesungguhnya terdakwa Tsuneo Toyokawa dinyatakan Bersalah. Dalam tiga simulasi sebelumnya, terdakwa juga dinyatakan tidak bersalah. Ini yang keempat, lalu... . Lalu, kenapa kalian menganggapnya tidak bersalah? Padahal aku sangat yakin dia bersalah. Bagi orang biasa, bila kejahatan seorang tidak jelas.. Dia dianggap tidak bersalah.. karena itu merupakan tanggung jawab yang berat. Tapi, kau berbeda, kau dengan yakin menganggapnya tidak bersalah. Kenapa?”

Toma : “Karena Jaksa tidak berhasil membuktikan hal penting.
Kenapa saksi tidak mendengar teriakan korban? Kenapa pelaku tidak masuk ke bank? kenapa pelaku memanggil korban ‘nenek tua’? dan kenapa korban tidak melihat wajah pelaku, padahal pelaku merampas uangnya dari jarak dekat?.
Jaksa penuntut telah melewatkan satu hal yaitu, korban dan pelaku saling mengenal. Jadi dia tidak berteriak saat pelaku mendekat. Mungkin korban mengaku demikian untuk melindungi pelaku, kalau benar, kenapa demikian? Dulu korban bekerja di sebuah klab malam. Bagaimana kalau mereka berkenalan di sana? Dan menjalin hubungan diam-diam. Pelaku juga merupakan musisi yang sering manggung di klab-klab malam. Mungkin ada seorang rekan pelaku yang berkomentar tentang hubungan pelaku dengan wanita yang lebih tua itu. Karena itu dia memanggil korban ‘nenek tua’. Walau tak masuk ke bank, pelaku pasti tahu korban akan mengambil uang, karena saat itu hari gajian. Menurut saya, keputusan Anda tidak salah. Tapi, saya tidak bisa menyatakan dia bersalah. Demikian akhir penjelasan saya.”


Hakim : “Kenapa kamu tidak mengatakan itu waktu simulsi? Dengan begitu, dia akan dinyatakan bersalah. Paling tidak kemungkinan itu akan lebih besar.”

Toma : “Tidak bisa. Tanggung jawab untuk membuktikan ada di tangan Jaksa. Sementara vonis dijatuhkan berdasarkan bukti yang ditunjukkan oleh hakim. Seorang terdakwa dinyatakan tidak bersalah selama tak ada penjelasan logis yang dapat membuktikan perbuatannya. Itulah hukum keras dalam dunia pengadilan.”
.end

23 Agustus 2008

Curtain – Tirai (The Last Cases Hercule Poirot)

AGATHA CHRISTIE's BOOKS

PERKARA A. ETHERINGTON
Leonard Etherlington. Punya kebiasaan yang jelek. Pecandu obat bius dan juga pemabuk. Punya sifat yang aneh dan sadis. Istrinya masih muda dan menarik. Nampaknya perempuan itu tidak bisa hidup bahagia dengannya. Etherington ditemukan sudah mati, diduga karena diracuni. Dokter yang memeriksanya merasa tidak puas. Hasil pembedahan mayat menunjukkan bahwa kematiannya disebabkan karena keracunan arsenik. Dirumahnya ditemukan sejumlah racun untuk memusnahkan rumput, tapi sudah didatangkan lama sebelumnya. Nyonya Etherlington ditahan dengan tuduhan membunuh suaminya sendiri. Tak lama sebelum tragedi itu terjadi, Nyonya Etherlington berteman dengan seorang pejabat sipil yang sekarang sudah kembali lagi ke India. Tidak ditemukan tanda-tanda bahwa mereka telah berbuat serong, tapi persahabatan yang mereka galang ternyata cukup akrab. Orang muda itu rupanya sudah bertunangan dan mempunyai rencana untuk kawin dengan seorang gadis yang dulu bertemu dengannya di pelayaran. Timbul keragu-raguan apakah surat yang dikirimkan pemuda itu kepada Nyonya Etherlington dan yang berisikan hal ikhwal pribadinya secara terusterang itu, diterima sesudah atau sebelum kematian suaminya. Nyonya itu sendiri mengakui bahwa surat tersebut diterimanya sebelum peristiwa itu terjadi. Bukti-bukti seakan semua terarah kepadanya, karena tak ada lagi orang yang dapat dicurigai, lagipula unsur kebetulan dalam peristiwa kematian suaminya kedengarannya tak mungkin. Dalam persidangan, masyarakat banyak yang bersimpati kepadanya sewaktu mendengar perlakuan yang kejam dan sadis yang diterimanya dari almarhum suaminya. Hasil keputusan juri ternyata lebih banyak menguntungkan perempuan itu, karena mereka berpendapat bahwa putusan harus dijatuhkan anpa adanya keragu-raguan.
Nyonya Etherlington dinyataakan tidak bersalah. Tapi umum berpendapat bahwa bagaimanapun perempuan itu tetap bersalah. Hidupnya kemudian menjadi susah sampai ia berhutan di sana-sini, dan kawan-kawannya sudah tak mau memperdulikannya lagi, dan sebagainya. Ia kemudian ditemukan sudah mati karena terlalu banyak minum pil tidur, dan ini terjadi dua tahun sesudah persidangan itu. Putusan bahwa ia mati secara kebetulan kemudian ditarik kembali sesudah diadakan pemeriksaan mayat.

...
PERKARA B. SHARPLES
Perawan tua. Cacat. Hidupnya susah, banyak menderita. Ia dirawat oleh saudara sepupunya, Freda Clay. Nona Sharples meninggal karena terlalu banyak meminum morfin. Freda Clay mengakui bahwa kejadian itu diakibatkan oleh kesalahannya sendiri, karena dikatakannya penderitaan bibinya sudah sedemikian dalam, hingga ia tak tega lagi untuk melihatnya dan memberikan dia lebih banyak morfin untuk meringankan sakitnya. Polisi berpendapat perbuatan sepupunya itu merupakan kesengajaan dan bukannya kekeliruan. Tapi mereka berpendapat bahwa bukti-bukti tidak cukup banyak untuk menuntut perkara itu.
...
PERKARA C. RIGGS
Edward Riggs, buruh tani. Mencurigai istrinya bermain serong dengan laki-laki yang indekost di rumah mereka, Ben Craig dan Nyonya Riggs ditemukan mati tertembak. Tembakan terbukti datangnya dari pistol milik Riggs. Riggs menyerahkan diri pada polisi, dan mengatakan kemungkinan dialah yang melakukan penembakan itu, tapi dia sendiri tak bisa mengingatnya. Saat itu pikirannya sedang gelap, katanya. Riggs dijatuhi hukuman mati, tapi kemudian diubah menjadi hukuman kerja paksa untuk seumur hidup.
...
PERKARA D. BRADLEY
Derek Bradley. Mengadakan hubungan gelap dengan seorang gadis. Isdtrinya memergokinya dan kemudian mengancam untuk membunuhnya. Bradley ditemukan mati karena meminum racun potsassium cynaide yang dicampurkan ke dalam gelas birnya. Nyonya Bradley ditahan dan dibawa ke persidangan atas tuduhan membunuh suaminya. Perempuan itu mengaku kalah sewaktu diadakan pemeriksaan ulangan. Kemudian ia dijatuhi hukuman dan digantung.
...
PERKARA E. LITCHFIELD
Matthew Litchfield, tiran tua. Mempunyai empat orang anak gadis yang tak pernah diperbolehkan untuk bergaul dengan orang ataupun membelanjakan uang untuk membeli yang mereka inginkan. Suatu malam sewaktu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, Litchfield diserang di luar pinyu rumahnya sendiri dan kemudian dibunuh dengan sebuah pukulan keras pada kepalanya. Kemudian setelah pemeriksaan polisi, anak gadisnya yang tertua, Margaret mendatangi polisi terdekat dan menyerahkan diri karena mengaku telah membunuh ayahnya sendiri. Menurut pengakuannya, hal itu dilakukannya supaya adik-adiknya yang lebih muda dapat mengecap kehidupan mereka masing-masing sebelum semuanya terlambat. Litchfield meninggalkan harta warisan yang cukup banyal. Margaret Litchfield diputuskan mempunyai penyakit syaraf dan kemudian dimasukkan ke rumah sakit jiwa di Broadmoor, tapi tak lama sesudanya ia meninggal.
...
“Yang kau sodorkan padaku barusan adalah lima perkara pembunuhan yang berbeda-beda. Pembunuhan itu terjadi pada tempat yang berlainan dan pada golongan masyarakat yang berbeda kelas sosialnya. Lagipula, nampaknya tak ada persamaan yang dangkal paad kelima-limanya. Maksudnya, yang satu disebabkan oleh rasa cemburu. Satu lagi seorang istri yang hidupnya tertekan dan ingin selekas mungkin melepaskan idiri dari suaminya. Yang lain menjadikannya uang sebagai motifnya. Yang berikutnya, spt yang kukatakan, pembunuhnya btak mau memetingkan diri sendiri karena tak berusaha untuk melepaskan diri dari hukuman yang dijatuhkan kepada nya. Dan akhirnya, yang kelima, jalas paling kurang ajar dan kemungkinan dikerjakan karena adanya pengaruhi minuman keras” Arthur Hastings.
...
“Nyonya Etherlington misalnya, dinyatakan tidak bersalah. Tapi meskipun begitu, setiap orang bisa memastikan dialah pembunuhnya. Ferda Clay tidak dituduh secara terang-terangan, tapi tak seorangpun pernah memikirkan jalan keluar lainnya bagi pembunuhan itu. Riggs menyatakan bahwa ia tak ingat lagi apakah dia sendiri yang membunuh istri dan pacarnya itu, atau orang lain. Tapi lagi-lagi tak pernah ada pernyataan tentang orang lain yang mungkin melakukan pembunuhan itu. Margaret Litchfield mengaku terus terang dialah yang membunuh ayahnya. Jadi dalam seriap perkara, kau bisa lihat sendiri, Hastings, selalu mesti ada seorang saja yang dicurigai dan tidak ada orang lain” Hercule Poirot.
...
“Justru aku mencoba untuk menyampaikan hal ini kepadamu dengan hari-hati sekali. Lebih baik kuuraikan begini saja. Ada seseorang... panggil saja dia X. Pokoknya dalam melakukan kelima pembunuhan itu, X sama sekali tidak mempunyai motif, tidak untuk kelima-limanya. Dalam salah satu perkara, sejauh yang kuketahui, X memang sedang berada dua ratus mil jauhnya ketika pembunuhan terjadi. X pernah bersahabat erat dengan Etherlington, X pernah tinggal sebentar di desa yang ditinggali Riggs. X pernah berteman dengan Nyonya Bradley. Aku punya foto X dan Freda Clay yang sedang berjalan berduaan di jalan, dan X juga kebetulan berada di dekat rumah Matthew Litchfield tua itu sewaktu dia terbunuh. Apa pendapatmu mengenai semua ini?” Hercule Poirot.

_________

Apa yang dapat disimpulkan dari kelima kasus berbeda yang telah dikumpulkan dan diselidiki oleh Poirot? Hasting mencoba membantu Poirot memecahkan misteri kalima kasus yang sama sekali tak mempunyai hubungan sama sekali itu. Aku sendiri mencoba menebak-nebak bagaimana sebenarnya pembunuh yang diduga Poirot bertanggung jawab atas semua kasus itu melakukan pembunuhan. Semakin dalam aku membaca, semakin yakin aku jika orang-orang itulah yang membunuh. Begitupula peristiwa-peristiwa yang ada di Styles. Semuanya tampak nyata adanya, dan memang begitulah kejadiannya, aku masih belum menyadari bagaimana pembunuhnya melakukan aksinya. Mencoba kembali mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Styles. Penembakan Nyonya Luttrell yang dilakukan oleh suaminya sendiri Kolonel Luttrell. Aku telah yakin, sesuatu akan terjadi di antara mereka. Entah siapa yang menjadi pelaku atau menjadi korban. Motif di antara mereka berdua sudah sangat jelas, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melakukan kejahatan itu. Dan pada peristiwa itu aku sepenuhnya sadar, pembunuh X, yang dimaksudkan Poirot melakukan pembunuhan dengan cara yang berbeda. X tidak melakukan trik yang rumit untuk membunuh, karena pelakunya adalah orang yang memang mempunyai motif untuk membunuh korbannya. Ternyata benar, X tak mempunyai motif sama sekali dalam membunuh korbannya. Namun bagaimana? Aku sendiri masih belum bisa menemukannya.

Hastings, ia berjanji akan membantu Poirot untuk menjadi mata dan telinga untuk Poirot dan membantu dengan memberikan laporan kepada Poirot tentang apa yang sedang terjadi di Styles. Hal aneh terjadi pada Hastings, ia mempunyai niat membunuh. Dan hal ini sungguh sangat mengejutkan buatku, mungkin hal inilah yang sebenarnya ingin ditunjukkan Poirot. Korbannya bisa siapa saja, begitu juga pelakunya. Namun untung saja, orang yang selalu di samping Hasting adalah Hercule Poirot. Percobaan pembunuhan yang dilakukan Hastings gagal dilakukan. Sejauh ini X gagal menjalankan niatnya. Meskipun telah gagal, namun akhirnya ada juga korban jatuh, Barbara Franklin. Namun ini sebenarnya bagian rencana X yang gagal. Korban sebenarnya adalah John Franklin, suami Barbara. Ia ingin membunuh suaminya agar bisa menjadi janda dan bisa menikah dengan Boyd Carrington. Keinginannya itu membawa maut bagi dirinya sendiri. Sekali lagi, rencana X gagal, walaupun mengakibatkan sebuah kematian lainnya. Hal itu tak pernah menjadi masalah bagi X, ia hanya ingin melihat pembunuhan.

Aku tak tahu apakah aku sependapat dengan Poirot mengenai pembunuh X ini. X melakukan pembunuhan dengan cara yang benar-benar berbeda dengan yang lain. Dan cara itu sebenarnya telah aku ketahui sebelumnya. Aku pernah membaca sebelumnya di sebuah komik detektif. Pembunuhnya mempengaruhi orang tertentu hingga orang itu melakukan pembunuhan terhadap orang yang dibencinya. Namun pelaku dalam komik itu, mempunyai tujuan tertentu melakukan itu. Caranya hampir mirip dengan itu. X memanfaatkan setiap orang yang mempunyai motif untuk membunuh. Sedikit saja X melihat kesempatan itu, maka ia berusaha memupuk agar motif itu berkembang, dan mengakibatkan seseorang melakukan pembunuhan. Hanya saja X tak mempunyai tujuan khusus, ia hanya bergerak karena melihat kesempatan dan ia menikmati setiap reaksi yang timbul karena kelihaiannya memanas-manasi seseorang.


...
“... Dalam setiap perkara ia memainkan peran yang sama. Ia kenal Ertherington, ia menginap selama musim panas di desa tempat Riggs tinggal dan minum-minum dengannya di sebuah bar setempat. Dalam sebuah pelayaran ia bertemu dengan gadis itu, Freda Clay dan kemudian mendorongnya dan memperkuat keyakinannya yang baru terbentuk setengahnya, bahwa sekiranya bibinya yang tua itu mati, maka setidaknya itu akan merupakan suatu hal yang menguntungkan – terlepas dari bibinya dans ekaligus memperoleh kehidupan yang bergelimang harta dan kenikmatan bagi dirinya sendiri. Ia juga kawan keluarga Litchfield, dan waktu berbicara dengannya, Margaret Liychfield melihat dirinya sebagai deorang pahlawan yang membebaskan adik-adiknya dari hukuman penjara seumur hidup. Tapi aku percaya, Hastings, bahwa tak satupun dari orang-orang ini akan mengerjakan apa yang telah mereka kerjakan – tanpa pengaruh Norton...”
...


Mungkin itu sebagian yang menarik dari kasus ini. Cara membunuh yang aman. Dengan begini, tak perlu khawatir orang akan mencurigai X. Dalam hal ini X benar-benar AMAN, ia tak akan pernah sedikitpun tersentuh oleh tangan hukum. Bukti-bukti yang memberatkan X tak akan pernah ditemukan, karena memang X tidak melakukan pembunuhannya secara langsung, ia melakukannya melalui tangan orang lain. Karena hal inilah, Poirot kebingungan untuk mengungkapkan kejahatan X. Namun ia sadar jika X tak dihentikan maka akan banyak lagi kasus-kasus serupa. Inilah hal yang paling mengerikam dari seorang penegak hukum. Poirot tak akan pernah membiarkan pembunuhan terjadi, dengan alasan apapun, ia benar-benar tak menyetujui pembunuhan. Di dalam novel, akan ditemukan tiga kematian. Kematian Barbara Franklin, dianggap sebagai bunuh diri, karena minum racun physostigmine yang menurut kesaksian Poirot telah sengaja diambilnya dari laboratorium suaminya. Kematian Norton, bunuh diri dengan menggunakan pistol, luka tembakan terletak persis di tengah dahinya. Kemudian kematian Hercule Poirot sendiri, karena serangan jantung. Penyakit Arthritis yang diderita Poirot sudah semakin parah, itu diketahui oleh Hastings. Ada apa sebenarnya dibalik ketiga kematian itu?

Aku juga pernah membaca, dan karya Agatha Chrsitie juga judulnya “And There They Were None” judul Indonesianya “Sepuluh Anak Negro”. Mengerikan sekali, bukan pembunuhan-pembunuhan yang ada, tapi pelakunya sendiri. Aku sampai tak percaya, apakah seperti itu? Dan iseng-iseng aku memikirkan, bagaimana jika suatu saat seorang seperti Hercule Poirot melakukan pembunuhan. Dan Agatha Christie menjawab pikiranku. Hercule Poirot akan melakukan sebuah penyelesaian yang sepantasnya untuk dirinya. Dan melalui kejadian-kejadian mengerikan yang terjadi di Styles untuk yang kedua kalinya ini, Agatha menjelaskan semuanya. Poirot membunuh untuk kebenaran. Poirot membunuh karena sudah tak ada jalan lagi untuk menghukum pembunuh seperti X yang tak tersentuh oleh hukum. Hercule Poirot sendirilah yang akan menjatuhi hukuman untuk X, dan sebagai balasan atas tindakannya dia memutuskan untuk menutup tirai kehidupannya. Tak akan ada yang bisa mengira apa yang ada di pikiran seorang detektif seperti Poirot. Pikirannya yang cemerlang itu bisa berjalan untuk mengungkap kejahatan, namun bisa juga untuk merancang sesuatu yang lain yang tak diketahui orang lain, bahkan sahabatnya sendiri. Mungkin yang membuat aku tertampar, dan marah kepada Poirot adalah. Dia telah merencanakan semuanya itu, tertata rapi seperti cerita yang telah disusun berdasarkan bab-bab dan paragraf-paragraf, jauh sebelum dia berada di Styles dalam pengejaran pembunuh X. Berani bayangkan jika, orang hebat seperti Poirot melakukan pembunuhan, sama sekali tak bercela. Semua orang tak akan menduga, begitupun juga Hastings, sahabatnya. Walau sebenarnya Hasting telah merasa aneh dengan luka tembak Norton. Tepat di tengah dahi, luka tembak itu terlalu simetris untuk dilakukan oleh seorang diri yang ingin bunuh diri.

Perlahan Tirai turun. Penonton bersorak memberi tepuk tangan. Kehidupan panggung Hercule Poirot telah berakhir, aku menggelengkan kepala. Ternyata memang bisa, bukan hanya di dalam bayangan saja. Lalu bagaimana dengan kenyataan? Apakah mungkin akan terjadi? Sekali lagi aku diingatkan oleh sebuah ungkapan “Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini..” .end

Cinta Seorang Psikopat

V Lestari's Books

Mandar, bujangan kaya raya, dituduh memperkosa san membunuh belasan perempuan yang berprofesi sebagai pelacur. Ia melakukan demi kesenangan, tapi juga berdalih sekalian membersihkan "sampah". Namun salah satu korbannya, Amarilis, dibiarkan tetap hidup setelah menyadari kekeliruannya bahwa ternyata Amarilis bukan pelacur. Di penjara, Mandar meminta pada Adrian, sepupunya yang mewarisi hartanya jika dieksekusi, untuk terus memantau gadis itu.
Akibat perkosaan itu, Amarilis hamil, tapi dia tak tega menggugurkan kandungannya. Ia melahirkan seorang bayi laki-laki yang diadopsi orang lain. Ia takut bayi itu mewarisi gen jahat ayahnya, Mandar. Amarilis melewati saat-saat traumatis. Namun berkat kasih sayang keluarganya dan bantuan tanpa pamrih dokter Hilman, psikiater, ia bisa mengatasi saat sulit itu. Bahkan ia jatuh cinta pada Hilman.
Di selnya Mandar kerap membayangkan Amarilis. Diam-diam dia jatuh cinta pada korbannya itu. Ia sampai mencoba melukis gadis itu untuk mengobati kerinduannya. Tapi bukan Cuma dia yang mencintai Amarilis. Adrian pun menyukai gadis itu, bahkan sangat tergila-gila padanya.
Ketika sedang mempersiapkan pernikahannya dengan dokter Hilman, Amarilis mengalami musibah untuk kedua kalinya. Semua yakin, Amarilis tak akan lolos dari maut kali ini, karena semalaman lenyap tanpa berita. Namun ada seseorang yang menolongnya, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan nyawanya.

__________

Karya V Lestari yang pertama kali aku baca. Aku jadi lebih banyak belajar.. jadi beginilah novel karya anak bangsa. Padahal sebelumnya aku sudah beberapa kali mambaca novel dalam negri. Pertama kali aku mengenal novel karya Mira W “Melompat dari Jendela SMP”, walau begitu waktu itu aku masih sangat kecil untuk mengerti tentang bahasa dan tentang diri penulis. Aku yang waktu itu, hanya terlibat dalam emosi yang ada di dalam cerita. Tanpa pernah berpikir tentang bagaimana cara menggunakan bahasa, juga tentang hal-hal teknis lainnya. Setelah kini aku ingin belajar, aku biarkan diriku kemasukan novel terjemahan dari luar negri dan mengambil bahan bacaan tentang misteri pembunuhan yang melibatkan kriminalitas, alibi, trik dan motif. Tanpa pernah sekalipun melirik novel lokal yang mungkin akan sangat penting bagiku untuk mengenal bahasa penulis dari bangsaku sendiri. Karena sejujurnya, aku terkagum-kagum pada penulis luar, mereka dapat dengan jelas mendeskripsikan tempat, bahkan tokohnya hingga kita bisa melihatnya sedang memainkan peran dalam cerita itu. Suatu kesempatan membuatku bisa kembali membaca novel dalam negri, dan aku banyak belajar dari situ.

Ternyata tidak perlu bahasa yang rumit untuk menjelaskan suatu persoalan. Cukup dengan menggunakan bahasa sehari-hari, toh tokoh dalam novel itu juga mengalami hari-hari yang sama dengan kita. Suatu jalinan cerita yang urut dan berkaitan memang perlu, dan di saat itulah dibutuhkan kecerdikan penulis untuk menceritakannya kembali dengan gabungan kata, hingga membentuk kalimat-kalimat yang enak dibaca dan terjalin dengan apik, hingga terbentuk suatu paragraf. Mungkin itulah yang masih belum bisa aku lakukan. Itulah yang aku butuhkan, dan sepertinya aku masih harus banyak belajar lagi. Sekalian saja aku jelaskan tentang tokoh-tokoh yang ada di novel Cinta seorang Psikopat ini, keberulan aku sangat tertarik dengan tokoh utama, sang psikopat, Mandar.
Mandar. Tokoh utama, namun jahat. Bagiku dialah tokoh utamanya, walau jahat namun semuanya bermula dari Mandar dan ia juga yang mengakhirinya. Lagipula pada judulpun sudah mengarah pada Mandar. Di dalam cerita, hampir tak ditemukan tokoh yang menyukai Mandar, karena kekejamannya, semuanya memakinya dan bahkan membencinya. Walau ia mempunyai Adrian, satu-satunya orang terdekat Mandar, naman Adrian tak benar-benar menyukai Mandar. Ia hanya berbuat apa yang seharusnya ia lakukan, ditambah ia mendapatkan warisan dari Mandar jadi sudah selayaknya ia membantu Mandar. Walau semua orang menganggapnya iblis, monster (pokoknya yang jelek-jelek) tapi aku mempunyai pandangan sendiri pada Mandar. Aku kagum dengan kepribadian Mandar. Mandar tidak munafik. Dengan berani di mengakui perbuatannya secara gambalng tanpa rasa penyesalan sedikitpun. Tidak pengecut dan tegas, dia tidak berusaha lari (memang ia sempat ingin buron, setelah tau dia punya anak, namun ia toh tak melakukannya) dan ia dengan tegas mengakui telah membunuh 11 orang, dan menolak tuduhan membunuh 12 orang. Karena mayat yang ditemukan di ruang bawah rumahnya berjumlah 12, sedangkan Mandar hanya mengakui ia hanya membunuh 11 orang. Dia juga perasaan melindungi pada Adrian, karena menurutnya semua tindakannya itu dilakukannya sendiri tak melibatkan siapapun. Dan juga beberapa sifat baik lainnya terhadap Adrian (sifatnya yang baik tatkala ia menjadi orang biasa, namun ia akan berubah menjadi pembunuh yang kejam ketika nafsu menguasainya). Dan yang paling menggelitik adalah, dia mempunyai cinta. Cintanya kepada Amarilis dan kepada anaknya. Bagaimanapun juga Mandar adalah tokoh utama, tentu dia punya sesuatu yang unik, hingga pengarangya memilihnya menjadi tokoh utama. Aku merasa si pengarang, sangat menyukai Mandar, terbukti ia tak membiarkan Mandar di eksekusi, melainkan memilihkan cara mati yang lebih baik. Demi menyelematkan korban yang di cintainya, ia merelakan dirinya meski harus mati. Ikatannya dengan Amarilislah yang menyelematkan Amarilis dari maut.

Amarilis. Tokoh Utama kedua seorang gadis yang menjadi korban Mandar. Mandar yang sadar telah melakukan kesalahan, membiarkan hidup. Perempuan tegar yang memliki keluarga yang sangat menyayanginya dan membantunya bangkit dari masa-masa traumatis. Jug atak luput dari bantuan Hilman, sang dokter. Tidak terlalu istimewa bagiku, namun ada sifat yang membuatku salut. Keteguhannya menolak bayi yang telah dilahirkannya, yang juga merupakan anak Mandar. Keputusannya melahirkan bayi itu saja sudah merupakan hal yang patut dipuji. Hubungan timbal balik yang dia sebutkan untuk menguatkan alasan melepaskan anak itu, cukup masuk akal. Ia masih tetap menolak bayi itu meski telah melihat betapa tampan dan sehatnya bayi itu. Mungkin karena ia melihat bayang-bayang Mandar. Yah.. siapa yang mau anak iblis? Ibunya saja tak menginginkannya. Namun bayi yang memiliki kelebihan menarik hati setiap ibu yang melihatnya itu, akhirnya mendapatkan orang tua yang baik. Teman Hilman, dan Hilman ingin memastikan bahwa bayi itu ada di tangan yang orang benar-benar baik agar gen jahat ayahnya tak berkembang. Sadar atau tidak, pikiran Amarilis sering terhubung dengan Mandar, walau hanya melalui mimpi-mimpi. Diakui atau tidak, mereka berdua memiliki ikatan, walau secara tak langsung dan mungkin akan berakhir, karena akhirnya Mandar mati demi menolongnya.

Hilman. Dokter, seorang psikiater. Pembawa semangat bagi Amarilis. Ayah yang sangat di sayangi dan di hormati oleh kedua anak-anaknya. Tokoh yang menjangkau semuanya. Mulai dari Amarilis, Mandar, Adrian, sampai si bayi. Merupakan penghubung antara satu dan yang lain. Itu juga yang membuatnya tampak seperti tokoh utama yang baik. Hilman memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan keadaan, kemampuannya sebagai psikiater membuatnya menjadi orang yang dapat dipercaya. Dan pemikirannya juga menyeluruh, mengingat profesinya sebagai psikiater. Hilman adalah orang yang percaya, jika hanya Mandarlah yang bisa mengetahui di mana Amarilis. Ia percaya Mandar mempunyai telepati yang kuat terhadap Amarilis. Untuk itu ia memohon kepada Mandar untuk membantunya menemukan Amarilis.

Adrian. Sepupu Mandar, yang juga mewarisi semua kekayaan Mandar. Kegigihannya mengalahkan segala prasangka buruk kepadanya. Orang yang paling dekat dengan Mandar, dan satu-satunya penghubungnya dengan dunia luar. Melalui Adrian inilah, Mandar mengetahui ia mempunyai keturunan dari Amarilis, dan itu membuatnya senang. Sebenarnya Adrian bisa jadi orang yang paling pantas mendampingin Amarilis, namun kenapa yaa? Aku merasa dia ini terlalu sempurna. Sejak awal pengarang menceritakan segalanya yang baik tentang Adrian. Pengarang seolah ingin menjebak pembaca dengan menceritakan segala kemalangan Adrian, dan segala usaha gigihnya mendapatkan Amarilis. Juga kebaikan hatinya, yang menurutku terlalu berlebihan. Apalagi sejak semula aku tertarik dengan pengakuan Mandar, yang ia hanya membunuh 11 orang. Lalu satu mayat lagi siapa? Siapa pembunuhnya? Aku jelas percaya kepada Mandar, karena sejak semula dia jujur mengakui perbuatannya dan tak berusaha menutupi. Bahkan alasannya pun ia katakan kepada Hilman. Jika memang Mandar tak melakukan pembunuhan yang ke12, maka ada orang lain yang memanfaatkan Mandar. Lalu, siapa saja orang bisa keluar masuk rumah Mandar? Dan bukan hal yang mustahil Adrian bisa mengetahui perbuatan Mandar. Hmm, sejak semula dia memang mencurigakan. Apalagi setelah pertemuannya dengan Indri, dan mengira dia Indah. Hah! Ketemu juga celahnya... Dia penjahat sebenarnya... ketahuilah, aku tak salut sama sekali dengan Adrian...

19 Februari 2008

Mengagumi Seorang Penulis

Mengagumi seorang penulis. Gaya bahasa, pemikiran serta kepandaiannya dalam memainkan kata-kata hingga kita sebagai pembaca dapat dengan jelas, menggambarkan situasi yang sedang terjadi. Bagaimana mereka bisa melakukannya? Setiap penulis tentu punya pendapatnya sendiri. Mereka mempunyai aura tersendiri yang tercurah penuh pada karya-karyanya. Penulis novel misteri nomer wahid, setelah Sir Arthur Conan Doyle dengan tokoh detektif rekaannya, Sherlock Holmes, juga ada Agatha Chirstie dengan Hercule Poirot. Novel sensasional yang menggemparkan hampir seluruh pembaca dunia, Harry Potter dengan J.K Rowling sebagai pengarangnya.

"Otak manusia pada awalnya sama seperti loteng kecil yang kosong, dan kau harus mengisinya dengan perabot yang sesuai dengan pilihanmu. Orang boleh mengambil semua informasi yang ditemuinya sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit di tengah-tengah atau tercampur dengan hal-hal lain. Orang bijak sebaliknya. Dengan hari-hati ia memilih apa yang dimasukkannya ke dalam loteng-loteng otaknya. Ia tak akan memasukkan apapun kecuali peralatan yang akan membantunya dalam melakukan pekerjaannya, sebab peralatan ini saja sudah sangat banyak. Semuanya di atur rapi di dalam loteng-loteng otaknya sehinga ketika diperlukan, ia dapat dengan mudah menemukanannya. Keliru kalau kau pikir loteng otak kita memiliki didnding-dinding yang bisa membesar. Untuk setiap pengetauan yang kau masukkan, ada sesuatu yang sudah kau ketahui yang terpaka kau lupakan. Oleh karenan itu penting sekali untuk membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta yang berguna." Sherlock Holmes — A Study Scarlet. Sir Arthur Conan Doyle.

Kemampuan Conan Doyle, menggambarkan situasi melalui sudut pandang dr. Watson sungguh mengagumkan. Sungguh mengagumkan sekali ingatan Watson, hingga mampu menulis dengan lengkap apa yang dialaminya dengan sahabatnya Holmes. Mungkin kita perlu berterimakasih kepadanya, karena dialah kita semua dapat menikmati kisah Sherlock Holmes. Holmes adalah detektif berbakat yang bakatnya tak banyak diketahui orang. Hanya orang tertentu yang pernah terlibat dengannya yang mengetetahui dengan pasti kemampuan Holmes. Dua orang yang sering berhubungan dengan Holmes, dan paling mengetahui kemampuan Holmes. Gregson dan Lestrade. Berikut anggapan Holmes kepada dua orang detektif itu.

"Gregson detektif yang paling cerdas di Scotland Yard, " kata Holmes "Dia dan Lestrade merupakan yang terbaik di antara kumpulan orang bodoh itu. Mereka berdua sigap dan energik, tapi terlalu konvensional. Mereka juga saling membenci. Mereka iri terhadap satu sama lain..."

"Seandainya aku mengungkapkan masalah ini, kau boleh yakin bahwa Gregson, Lestrade dan rekan-rekan mereka yang akan mendapat pujian. Itulah masalahnya menjadi petugas tidak resmi." Sherlock Holmes — A Study Scarlet. Sir Arthur Conan Doyle.


Kata-kata Holmes di atas membuktikan beberapa hal. Holmes memang mempunyai kemampuan yang luar biasa, namun ia belum begitu dikenal masyarakatnya karena hanya berstatuskan detektif swasta amatir. Di pihak lain ada beberapa orang yang mengetahui kemampuannya namun tak akan sebodoh itu untuk mengungkapkannya. Namun rasa keadilan Holmes lebih besar. Hingga ia memutuskan untuk memecahkan masalah ini, bukan untuk kedua detektif itu. Namun karena keinginannya sendiri. Kehadiran Watson sebagai rekan sangat membantu Holmes. Walau Watson tak bisa mengerti apa yang Holmes pikirkan, namun ia memahami bahwa Holmes memiliki sesuatu keunikan tersendiri. Akan menarik jika mengetahui tentang pandangan Watson untuk pertama kali Watson mengenalnya.

Holmes bukan mahasiswa kedokteran. Ini diakuinya sendiri ketika ku tanya. Ia juga tidak terlihat memburu bacaan apa pun yang memungkinkannya untuk mendapatkan gelar di bidang sains untuk bidang lainnya. Sekalipun begitu, ada hal-hal tertentu yang dengan tekun dipelajarinya, dan dalam batasan-batasan eksentrik pengetahuannya luar biasa banyak dan pengamatannya begitu rinci sehingga aku tertegun. Jelas tidak ada orang yang mau bekerja begitu keras atau memperoleh informasi setepat itu tanpa tujuan nyata. Orang yang membaca hanya untuk iseng hanya akan mendapat pengetahuan sekedarnya, berbeda dengan Holmes yang mau membebani benaknya sampai hal-hal yang terkecil.

Anehnya, pengetahuan Holmes yang begitu luar biasa diimbangi dengan ketidaktahuannya yang sama besar di bidang lain. Holmes sama sekali tidak tahu apa-apa tentang karya-karya sastra kontenpomrer, filosofi dan politik... Keherananku memuncak sewaktu tanpa sengaja kuketahui bahwa Holmes tidak mengerti Teori Copernicus dan komposisi Tata Surya. Bahwa ada manusia beradab di abad ke sembilan belas ini yang tidak menyadari bahwa bumi mengitari matahari...

Holmes mengatakan bahwa ia tak mau menyimpan pengetahuan yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, semua pengetahuan yang dimilikinya sekarang pastilah berguna baginya. Aku mencoba membuat daftar hal-hal yang diketahui Holmes, dan tak bisa menahan senyum ketika melihat hasilnya. Dalam catatanku tertulis:

Sherlock Holmes — kelebihan dan kekurangannya

1. Pengetahuan tentang Sastra — Nol.
2. Pengetahuan tentang Filsafat — Nol.
3. Pengetahuan tentang Astronomi — Nol.
4. Pengetahuan tentang Politik — Rendah.
5. Pengetahuan Botani — Bervariasi. Sangat memahami belladonna, opium, dan racun-racun secara umum. Tidak tahu apa-apa tentang praktek berkebun.
6. Pengetahuan tentang Geologi — Praktis tapi terbatas. Mampu membedakan tanah dengan sekali pandang. Sesudah berjalan-jalan dia pernah menunjukkan noda-noda cipratan tanah pada celana panjangnya. Dari warna dan konsistennya, dia tahu dari daerah mana tanah itu berasal.
7. Pengetahuan tentang Kimia — Menonjol.
8. Pengetahuan tentang Anatomi — Akurat tapi kurang sistematis.
9. Pengetahuan tentang Berita-berita menghebohkan — sangat banyak. Dia tampaknya tahu secara rinci semua tindak kejahatan yang terjadi pada abad ini.
10. Bermain biola dengan baik.
11. Sangat pandai dalam bela diri satu tongkat, tinju dan pedang.
12. Memiliki pengetahuan praktis tentang Hukum Inggris.

Begitu catatanku sampai sejauh ini, namun setelah membacanya kembali, aku masih belum dapat menyimpulkan benang merah yang ada di antara semua itu. "Kalau saja aku bisa mengetahui, apa tujuan Holmes mempelajari semua ini..." Bidang apa yang memerlukan kemahiran-kemahiran ini?" aku bertanya pada diriku sendiri. "Aku menyerah!" dengan putus asa kulemparkan catatan itu ke dalam api.


Saat menyusun catatan itu, Watson belum mengetahui profesi Holmes yang sebenarnya. Setelah ia mengikuti Holmes, memecahkan satu kasus. Watson menjadi yakin akan satu hal tentang kemampuan Holmes. Ucap Watson pada akhirnya, setelah Holmes berhasil memecahkan misteri dan Gregson dan Lestrade yang mendapatkan penghargaan.

"Tidak apa-apa," hiburku "Aku sudah mencatat semua fakta dalam buku harianku, dan kelak aku akan mempublikasikannya. Sementara itu, kau harus puas dengan mengetahui bahwa kaulah yang berhasil, seperti kata orang romawi...
'Populus me sibilat, at mihi plaudo

Ipse domi simul ac nummos contemplar in arca.'"


Lain Conan Doyle, lain pula Agatha Christie. Penulis wanita memang lebih peka. Walau mengambil topik yang sama, tentang detektif dan misteri tentang pembunuhan. Hercule Poirot salah satu tokoh detektif ciptaan Agatha, merupakan yang paling banyak dikenal. Siapa yang tak kenal Hercule Poirot? Detektif dengan kepala bulat seperti telur, dengan kumis nyentrik yang simetri. Dia punya metode, teratur dan sistematis. Ia sangat menyukai kerapian dan hal-hal yang simetris. Kapten Hasting yang merupakan sahabat Poirot, tak selalu menemani langkah Poirot. Namun Kapten Hasting sangat mengerti jalan pikiran Poirot, walau terkadang ia kesal juga dengan Poirot. Tingkah Poirot dan keangkuhannya yang tinggi, sering membuat Hasting heran. Watson bukan rekan bodoh yang terkadang memiliki pemikirannya sendiri tentang Holmes. Hastings telah lama berteman dengan Poirot dan sangat mengerti bagaimana cara berpikir Poirot, tak jarang Hastings membantu Poirot (walau dengan tidak sengaja, namun Poirot sering memuji kelebihan Hastings yang satu ini). Poirot sangat senang dengan sikap Hasting ini. Hastings selalu menggerutu pada Poirot, karena Poirot hanya diam dan tak melakukan apa-apa untuk memecahkan kasusnya. Untuk itulah Poirot selalu merendahkan Hastings, mengatakan jika ia mempunyai cara yang berbeda untuk mengatasi masalahnya. Namun secara tak disadarinya, Hasting telah memberinya petunjuk, jika ia telah sampai pada titik buntu pada pekaranya. Dan saat itu pulalah Hasting akan merasa dia adalah orang yang paling bodoh.

Agatha Christie — Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya
Satu, Dua, pasang gesper sepatunya
Tiga, Empat tutup pintu rapat-rapat
Lima, Enam ambilah tongkat
Tujuh, Delapan, letakkan lurus-lurus
Sembilan, Sepuluh, ayam betina sehat dan gemuk
Sebelas, Duabelas, lelaki harus menyalidiki
Tigabelas, Empatbelas, gadis-gadis mencari kekasih
Limabelas, Enambelas, gadis-gadis di dapur
Tujuhbelas, Delapanbelas, seorang gadis menunggu
Sembilanbelas, Duapuluh, piring saya sudah kosong...


JK Rowling lain lagi, tokoh ciptaannya bukan ahli menganalisis yang berhubungan dengan kriminal, hanya seorang anak yang memiliki keberanian dan keistimewaan karena tanda di dahinya. Harry Potter memiliki dunianya sendiri, dunia di mana kita tak akan bisa menyentuhnya, Dunia Sihir. Kisah Harry Potter memang layak disimak, tujuh tahun perjalannya mendapat pendidikannya di sekolah Sihir Hogwarts. JK benar-banar menampilkan dunia lain dalam buku itu. Dunia sihir, seolah dunia itu telah lama ada dan memang pernah ada. Segala isinya ia atur sedemikian rupa. Segala yang ada di dalamnya seolah nyata. Hewan-hewan, kisah-kisahnya, dan juga fantasinya. Mantra-mantra yang digunakan, seolah benar-benar telah menyihir kita. Dengan bahasa yang ringan (bahasa anak seusianya) dan cerita yang komplit. Hubungan Harry dan Voldemort, dan bagaimana melenyepkan salah satu diantaranya. Ketika cerita ini berakhir pada buku ke-7, akan diungkapkan semua misteri yang menyelimuti Harry dan hubungannya dengan Pangeran Kegelapan.

…tidak dapat hidup saat yang lainnya selamat...


Berbagai hal yang perlu daya imajinasi tinggi, penentuan karakter. Mengenai karakter, tentu tak sembarangan, karena bagaimanapun ini merupakan titik utama untuk sebuah tokoh utama. Tokoh utama merupakan penentu alur cerita, akan dibawa kemana? Hehe... tentunya tak lepas dari campur tangan penulis :D. Biasanya tokoh utama harus mampu membawa suasana hati pembaca, walau tak selalu tokoh utama itu harus terlihat perfect. Justru jika ia terlalu perfect, terlalu baik dan sempurna, mungkin jalan cerita akan mudah ditebak. Akan lebih mengasyikkan jika ada beberapa tokoh yang mendukung jalinan cerita. Hmm. Hubungan mereka satu sama lain dengan tokoh utama. Penggambaran deskripsi yang sempurna, seolah-olah dia sendiri yang mengalami kejadian itu. Sifat-sifat manusia, terasa cocok sekali dengan karakter yang diciptakannya. Seolah mereka benar-benar hidup dan kejadian itu benar adanya.

Karya-karya luar biasa, berasal dari seorang manusia biasa. Karya yang begitu menggemparkan dunia, lahir dari tangan seorang manusia tanpa keistimewaan apapun. Manusia itu hanya diberkahi sebuah imajinasi yang tinggi dan keahliannya menggambarkan segala apa yang ada di pikirannya melewati tulisan. Hanya lewat tulisan, orang-orang itu mampu membuat kita membayangkan juga apa yang ada di pikirannya. Hah.. sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka saat mereka menemukan ide-ide briliant untuk karyanya. Apa yang membuat mereka bisa menentukan segalanya yang ada di dunianya. Tidakkah mereka menemukan kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya? Bagaimana mereka melakukannya? Dengan sihirkah? Tidak kah kalian tertarik untuk mengetahuinya?

Penulis selain novel dan cerpen. Puisi, hasil pengamatan, laporan dll. Sepertinya lebih mengasyikan, karena selain menyalurkan hoby, juga bisa menambah pengetahuan.

Apapun jenisnya, tetap saja menarik. Karena pena lebih bisa mengungkapkan perasaan hati. Pada pena, kita perlu malu. Karena ia hanya akan tertunduk dengan menampilkan sejuta aksi. Pena.. bagian dari hatiku.

04 Februari 2008

My Favourite Places


Di sini, dalam gelapnya kamar yang sepi. Aku habiskan hampir sebagian besar waktuku. Apapun itu... Kadang hanya membaca kembali apa yang aku suka. Kadang berpikir tentang apa yang harus aku lakukan. Kadang belajar keras untuk ujian atau kala hati sedang senang.

Tak jarang di sini aku terbang... Melayang... Dalam angan yang tak akan pernah hilang. Membawaku terbang jauh, menembus langit ke tujuh, ke dunia lain yang ada dalam bayangku. Di sini juga aku sering berpikir, menanyakan sesuatu pada diriku sendiri, “Bagaimana ini?” atau “Apa yang harus aku lakukan?” lalu “Apa yang aku lakukan benar?”. Dengan begini, aku bisa instropeksi diriku sendiri... Sering juga aku memaki-maki diriku sendiri atau menyalahkan diri sendiri yang memang tak bisa apa-apa... Kadang aku kejam pada diriku, membiarkan layar kejahatan muncul dalam pikiranku.

Huh.....

Tempat yang paling aku rindukan jika aku berpergian jauh. Buku-buku yang tak pernah tersimpan dengan rapi... Ada yang berserakan di sana-sini, ada pula yang hanya ditumpuk begitu saja hingga tampak tak menyenangkan. Benda-benda yang tak jelas fungsinya juga berserakan sembarangan di hampir setiap sudutnya, benda-benda ini seharusnya sudah menjadi penghuni sampah. Sepatu dan kaos kaki yang baru saja di pakai, tergeletak begitu saja di samping lemari. Dua buah lemari tua dengan cerim yang besar di depannya, cermin itu selalu membuatku merasa terganggu. Debu-debu yang menempel pada setiap permukaannya sering membuatku merasa risih. Kegelapan yang selalu menyelimuti pun terkadang memberiku kenyamanan.

Siapa yang akan menyangka, jika aku sungguh betah berada di dalam sana..