30 September 2008

Saat saya mPosting, jam mTunjukan pukul 16:52, hanya kurang 1jam saja sdh bBuka pd puasa tAkhir ini. Nanti malam, akan tDengar sahut2an suara takbir dari seluruh daerah d Indonesia. Menandakan bAkhirx bulan Ramadhan tahun ini dan datangx hari Raya Idul Fitri.

Dari sudut kamarQ yg semrawut ini, aku mUtak-atik HP dan mCoba2 u/ posting,, tNyta bisa,, hmm bagiQ sendiri, semua ini tdk lagi asing, walau kDatangan hari penting ini sll mBuatQ bahagia, bkn krn apa hanya saja, sudah lumrah rasax, jika Lebaran, qt smua umat islam pd senang bukan main,, bgitupun aku, hari yg dtang sThun sKali ini sangat istimewa bg hmpir smua umat islam d bumi ini,,

sBulan lalu, qt telah bLatih u/ mNata dri, dr hawa nafsu, jg mNata kImanan qt,, sedikit bnyak telah mBawa pRubahan bg diriQ, smoga sja, tdk hnya pd bulan itu saja, justru ujian sesungguhx adl stl bulan itu bAkhir, apakah qt masih bsa bTahan spt qt bThan pd bulan Ramadhan? Pd saat itulah sbnx qt smua mulai d uji,,
Dalam hati, tBesit doa kpd yg Maha Kuasa,,
Semoga Q masih bisa mNemui bulan itu dan mJadi lebih baik daripada sebelumnya, pada tahun berikutx,, semoga d tahun depan, Q masih bisa mBayarkan zakat kpd yg memang bHak mNerimax,, semoga tahun depan Q masih bisa mJalani smua itu dg seluruh keluarga, segenap sanak saudara, tnpa tKcuali,, dan semoga tahun depan Q masih bisa mNikmati suasana Ramadhan dg seluruh teman sPjuangan dan sGenap teman2 yg ada pd tahun2 sBelumx,,

amin,,
.end

21 September 2008

Mendekati Hari Raya...

Puasa telah berjalan kurang lebih dua puluh satu hari,, kata pak Ustad,, masuk hari ke dua puluh ke atas itu adalah hari-jari dimana dosa-dosa kita diampuni,, istilah agamanya,, 10 hari terakhir adalah hari-hari pengampunan semua dosa-dosa kita,, hingga akhirnya tiba hari suci tiba pada ujung bulan Ramadhan, Idul Fitri,,

Kabar terbaru dari si pemilik adalah,, tak ada,, lho?,, ya emang g ada,, hanya sekedar sekilas info saja nih. Tadi pagi habis dari kampus, ngumpuling tugasnya mr.Adam,, setelah dua hari dua malam nglembur nulis translate-nya modul n begadang ngerjakan tugasnya p.Syarif,, kemarin malam saya bisa tidur nyenya,, ditambah lagi tanpa gangguan bangun pagi buat sahur,, (ga puasa soalnya,,) benar-benar nikmatnya...

Ada lagi nih,, denger-denger malam-malam akhir bulan Ramadhan itu ada Lailatul Qadar,, klu tak salah malam ganjil,, hmm,, temen-temenku kayaknya pada mburu malam ini,, tapi kayaknya tahun ini aku tak bisa mendapatkannya,, tau sendiri tamu 'merah' itu datang, jadi ga bisa ngapa-ngapain,, kuliah, telah dibereskan teman-teman, jika lancar besok adalah hari terakhir kuliah, setelah ngumpulin semua tugas-tugas,, anak-anak kos pada pulang soalnya,, n besok ada acara buber juga ma anak-anak kelas,, hmm,, dah lama juga sejak buber di rumah Juli dulu,, mana yang ikut mek titik pisan,, moga-moga besok berjalan lancar amin...

Masalah buber,, anak-anak smk yo jange buber tapi ga tau,, mbulet ae koyok susur,, jadinya piye aku yo ga tau,, sebenere sih mau cerita lebih banyak,, tapi g enak jika di sini, tar g enak lek ada yang baca,, laen kali aja deh,, akan aku pikirkan cara curhat terbaik di tempat umum begini,, mesio ga pernah ada yang buka, tapi tetep aja tempatnya terbuka, takutnya kliatan dalamnya, kan sungkan... hehe...

Selamat Menuniakan Ibadah Puasa,, dan menunggu hari Lebaran tiba,, ketemu lagi di episode berikutnya,, semoga di beri panjang umur untuk bisa posting lagi di blog ini,, :D
.end

12 September 2008

Bulan Ramadhan Tahun 2008

Bulan Ramadhan sudah hampir separuh berjalan. Kuliah yo mulai aktif, di tengah kesibukan ini saya menyempatkan untuk memposting...

Tugas, semakin menumpuk, kayaknya pada dosen unesa tercinta tak mengijinkan saya senang, bersantai menikmati bulan puasa dengan khusyuk. Tambah ruwet aja, uang nipis, sedangkan kebutuhan semakin membludak aja.. Kudu pinter-pinter ngatur nih... Satu dua minggu ini saya kudu konsentrasi ma kuliah, jangan sampe ada yg ga lulus lagi.. Tiga tahun Teng.. Tamat.. Insya Allah.. Ya Allah.. Moga-moga tercapai, Amin.
Semangat terus,, Kuliah,, hidup kuliah,, hidup Tugas,, ....

07 September 2008

From deena1256

Mungkin saja saya tidak akan sering-sering muncul. Saya hanya akan memunculkan apa-apa yang menemani saya. Misal, buku-buku. Yang paling utama memang itu, karena hanya itu saja saya bisa lebih banyak bicara. Saya ini orangnya pendiam, tak banyak bicara, namun banyak yang dipikirkan. Pikiran-pikiran itu bukan karena, utang, pacar, cowok atau sebagainya. Pikiran yang paling banyak mendomisili adalah BUKU terutama KOMIK. :D Yah.. mau bagaimana lagi, seorang deena tanpa adanya komik rasanya tak lengkap. :D Sampai pernah ada seorang teman yang mengatakan kalau wajahku memang kayak tokoh komik,, karya anak TK yg baru bisa menulis,, :D

Biarpun jarang, tapi tetap saya akan beri salam, sekali dua kali dalam sebulan. Pokoknya sebisanya saya. Buat teman-teman yang berkunjung, mungkin akan segera menutup blog ini begitu melihat banyaknya posting-posting 'boring' yang saya kirim. Tak papa, saya tidak marah. Saya ini tidak gampang marah,, saya ini orang yang penyabar,, (maunya sih gitu,, :D)

Perkembangan terbaru dari saya adalah... Saya baru saja berhasil mendapatkan semua karya Sir Arthur Conan Doyle lengkap. Itu tuh, si Detektif abad pertengahan, Sherlock Holmes. Dan yang buat saya Hepi..Hepi adalah, semuanya itu saya dapatkan dalam versi bahasa Inggris... Hwaha... Bener-bener Hepi nih...
Kabar buruknya ialah : Sudah ketiga kalinya saya ke warnet dengan nawaitu 'download antivirus' bisakah Anda bayangkan apa yg terjadi... Ketiga-tiganya GATOT (kayak nama Dosen PA saya... Sorry Pak.. :D) alias GAGAL TOTAL... Mbencekno puoll... Muangkel Puoll... Mana pas puasa... mau marah yaa gimana? takut batal... ceritanya gini...

Pada suatu hari yang cerah, saya dapat sms dari teman-teman. To the point aja, intinya 'Hari kamis mulai masuk Kuliah jam ke 3'. Hmm.. Planing-planing,,, akhirnya berangkatlah saya menuju kampus UNESA tercinta. Ternyata belum mulai aktif, para dosennya juga masih enjoy nikmati liburan. Jadi, intinya lagi nih,,, 'belum ada kuliah, besok senin aja mulainya,,'. Pulang, mampir ke nicnet sebentar, nawaitunya sih mau download.. tetep downdload.. hidup dowload antivirus... Njelalah kersane ngalah,,, luemot puoll, ga bisa-bisa, ati wes panas, kudu mangkel ae.. (inget puasa!!) akhirnya nyoba pake Modzila... Jek luemot, tapi tetep lanjut, akhirnya, mulailah penantian panjangku...

'Menunggu,,, ternyata menyakitkan,,, sadarlah diri kini dowloadannya masih 25%'

Saya resah campur gelisah... melirik ke arah jam, bentar lagi waku buka... ngelirik ke arah billingnya.. To Pay: 18000... tambah gelisah,,, biarpun lama dan merana,, akhirnya selesai juga to download... tutup komputer, segera ke operator... bayarin satu-satunya uang terakhir minggu ini, minta transfer... pulang ke rumah... hmmm...

malamnya... setelah terawih... kunyalakan komputer... dan seketika jantungku berhenti berdegup sesaat, hatiku hancur berkeping-keping... Mana downloadku tadi? Antivirusku? perjuanganku selama lima jam? uang 20000 terakhirku? lenyap tiada sisa dan tanpa hasil... hiks..hiks.. kemana pula itu file-file? apa tak masuk? hmm... jadi teringat lagu jaman dulu,, penyanyinya orang malaysia, nama bandnya (lupa..) 'sia-sia ku korban selama lima jam? ternyata begini,, ternyata begini, jadinya,,ah,, ah,,'.
.end

03 September 2008

The Secret Of Chimneys – Rahasia Chimneys

Agatha Chistie's Books

CHIMNEYS YANG INDAH DAN MEGAH!
Adalah sebuah
rumah bersejarah di daerah yang tenang, di mana para politisi meyelesaikan
persoalan-persoalan negara yang penuh rahasia – dan di mana persoalan-persoalan
lain juga dibereskan. Tapi satu bundel surat cinta yang mengejutkan, satu pak
memoir yang penuh skandal, dan sesosok mayat tokoh penting telah mengubah
Chimneys menjadi sebuah tempat pembunuhan dan kejahatan...
...sebuah tempat
di mana nasib sebuah negara bergantung pada kesucian seorang wanita
cantik...

Hanya sekedar ingin pamer. Buku Agatha kali ini, barhasil aku tuntaskan dalam waktu semalam. Ceritanya tak berjalan sebagaimana mestinya, tak terlalu menakutkan atau mencekam. Hanya saja, entah kenapa saya telah tertarik sejak awal mula Anthony bercerita tentang Herzoslovakia. Mungkin sedikit berbau politik, tapi itulah uniknya. Persoalan politik atau masalah kenegaraan, tak pernah bisa membuat saya tertarik. Saya selalu kesulitan dalam banyak hal. Namun, entah kenapa dalam bukunya kali ini, Agatha tak begitu menggunakan bahasa politik. Namun, bahasa yang sangat ringan untuk mengungkapkan segala intrik masalah politik di dalamnya. Cerita berpusat pada sebuah negara yang bernama Herzoslovakia. Anthony akan menceritakan tentang Herzoslovakia kepada Anda, secara garis besar.
“Hanya sejauh yang diketahui oleh orang lain. Salah satu negara di daerah
Balkan, kan? Sungai-sungai besarnya pun tak dikenal. Juga gunung-gunungnya.
Ibukotanya Ekarest. Penduduknya kebanyakan perampok. Hobi mereka membunuh raja
dan membuat revolusi. Raja terakhir adalah Nicholas IV. Dibunuh kira-kira tujuh
rahun lalu. Sejak itu kerajaan menjadi republik. Tempat yang cocok. Seharusnya
kaukatakan dari tadi bahwa tawaranmu ada hubungannya dengan Herzoslovakia.”
Anthony menjelaskan.
Jimmy meneruskan ceritanya tanpa peduli komentar
lawannya. “Pernah dengar tentang Pangeran
Stylptitch?”
“Nah, begitu dong,” kata Anthony.
“Orang yang belum pernah dengar tentang Herzoslovakia pasti lalu tahu kalau ada
yang menyebut nama Pangeran Stylptitch. Laki-laki tua hebat dari Balkan.
Negarawan terbesar di zaman modern. Penjahat besar yang belum sempat digantung.
Masalahnya kita membaca koran yang mana. Yang jelas Pangeran Stylptitch akan
terus dikenang orang walaupun kita telah menjadi abu. Setiap gerakan dan
peristiwa yang terjadi di daerah Timur Dekat dalam dua puluh tahun terakhir ini
pasti berkaitan dengan Pangeran itu. Dia adalah seorang diktator, patriot, dan
negarawan―dan tak seorang pun tahu sebenarnya dia itu apa. Dia dikenal sebagai
raja yang penuh intrik. Nah, ada apa dengan dia?”

Simpan cerita ini, dan nama-nama yang muncul dalam cerita Anthony tersebut. Cerita ini akan terus berkembang, mucul satu-persatu fakta yang menempel di sana-sini. Untuk mengetahui hubungan Anthony dan Chimneys. Silahkan baca kisahnya berikut ini, namun jangan terlalu percaya dengan apa yang Anda baca. Hercule Poirot selalu menekankan, Jangan mempercayai siapapun, sebelum dirimu membuktikannya sendiri.
....
“Cerita ini
dimulai kira-kira tiga minggu yang lalu―di Bulawayo. Saya yakin Tuan Lomax tahu
di mana tempat itu―tempat yang sangat terpencil. Saya berbicara dengan teman
saya yang bernama Tuan James McGrath―.” Anthony menyebutkan nama itu
perlahan-lahan dengan mata memandang George yang terpaku pada kursinya dan
menahan ekspresi dengan susah payah.
“Pokok
pembicaraan kami adalah bahwa saya akan pergi ke Inggris untuk melakukan suatu
tugas untuk Tuan McGrath yang kebetulan tidak bisa pergi sendiri. Karena karcis
sudah dipesan atas namanya, maka saya pun pergi dengan nama James McGrath. Saya
tidak tahu hukuman apa yang harus saya terima karena penggantian nama ini, tapi
Pak Inspektur pasti tahu.” .....
“Ketika saya sampai
di London saya menginap di Hotel Blitz, masih dengan nama James McGrath. Urusan
saya di London adalah menyerahkan sebuah naskah pada sebuah penerbit. Tidak
terlalu lama kemudian saya menerima utusan-utusan dari perwakilan dua partai
politik sebuah negara asing. Cara yang dipakai salah satu utusan tersebut sangat
konvesional, sedang yang lain tidak. Tapi keduanya saya hadapi dengan baik.
Namun demikian, kesulitan saya masih ada. Pada malam hari seseorang masuk
ke dalam kamar saya dan mencoba mencuri naskah itu. Dia adalah seorang pelayan
hotel.” .....
“Benar, saya tak melaporkannya kepada
polisi. Karena tak ada yang diambil. Tapi saya melaporkannya kejadian itu pada
manajer hotel dan dia bisa menguatkan keterangan saya bila diperlukan. Malam itu
juga si pelayan lenyap. Keesokan paginya, penerbit itu menelepon saya dan
menyerankan agar saya menyerahkan manuskrip itu pada orang yang akan mendatangi
saya. Saya setuju dan hal itu dilaksanakan pagi berikutnya. Karena saya tidak
mendengar berita apa-apa, saya menganggap naskah telah mereka simpan dengan
aman. Dan kemarin masih dengan nama James McGrath, saya menerima surat dari Tuan
Lomax―” ........
Inspektur Battle memandang Anthony tanpa berkedip. “Itukah
penjelasan Anda tentang kedatangan Anda tadi malam?”

“Tentu saja bukan,” kata Anthony ramah. “Kalau saya diundang bermalam di sebuah
rumah di luar kota, saya tidak memanjat tembok pada malam hari, menginjak-injak
rumput di taman dan membuka jendela rumah. Saya akan berhenti di depan rumah
itu, membunyikan bel, dan membersihkan sepatu di keset. Baiklah, saya teruskan.
Saya membalas surat Tuan Lomax, menerangkan bahwa naskah itu tidak ada lagi pada
saya, dan karena itu dengan menyesal menolak undangan Lord Caterham. Tapi
setelah menulis surat itu saya teringat sesuatu..” Dia berhenti sejenak―sadar
bahwa dia harus melewati sekeping es yang amat tipis. “Pada waktu saya berkelahi
dengan Giuseppe, pelayan hotel itu, saya merebut secarik kertas dengan tulisan.
Kata-katanya tak berarti apa-apa bagi saya pada waktu itu, tapi kertas itu masih
saya simpan. Nama Chimneys sangat menarik perhatian saya. Silahkan lihat
sendiri. Kata-kata yang tertulis adalah Chimneys 23.45 Kamis.” Battle meneliti
kertas itu.
“Tentu saja kata Chimneys di situ bisa
mungkin tidak ada hubungannya dengan rumah ini. Tapi sebaliknya, mungkin juga
ada. Dan jelas bahwa si Giuseppe ini adalah pencuri. Jadi saya memutuskan untuk
pergi kemari tadi malam untuk melihat-lihat, menginap di losmen, dan menelepon
Lord Caterham esok paginya agar waspada. Tetapi saya datang terlambat―tidak
punya cukup waktu. Karena itu saya menghentikan mobil, naik tembok, dan berlari
di halaman. Ketika saya sampai di teras, rumah itu kelihatan sepi dan gelap.
Saya baru saja melangkah kembali ketika terdengar suara letusan tembakan. Saya
seperti mendengar suara itu dari dalam rumah. Karena itu saya lari kembali,
melewati teras dan mencoba membuka jendela. Tapi jendela-jendela itu terkunci
dan saya tidak mendengar apa-apa dari dalam rumah. Saya menunggu beberapa saat.
Tapi semuanya sepi seperti kuburan. Jadi saya berpikir bahwa saya keliru, dan
menganggap suara yang saya dengar tadi bukan letusan tembakan tapi hanya
angan-angan saya saja. Hal yang wajar dalam situasi demikian menurut pendapat
saya.” ....
“Saya pergi ke losmen dan menginap di sana.
Lalu tadi pagi saya mendengar berita itu. Dan saya sadar bahwa saya telah
menjadi orang yang dicurigai polisi. Karena itu saya kemari―berharap agar bersih
dari prasangka dan lepas dari borgol.”
......

Begitulah certia Anthony hingga ia sampai di Chimneys kepada Inspektur Battle. Satu hal yang harus diketahui tentang Inspektur Battle. Inspektur ini tak mudah menunjukkan suasana hatinya, ia sangat pandai menyembunyikan emosi, hingga wajahnya tampak hampa. Namun, tak akan satu hal pun yang bisa kau sembunyikan dari dia. Begitu juga Anthony. Ceritanya tak sepenuhnya benar, ia menutupi sesuatu untuk melindungi seseorang. Virginia Revel. Siapa dia? Hanya seorang wanita yang cantik, dan mempesona hampir setiap laki-laki di buku ini. Mungkin lebih baik aku saja yang menceritakan siapa yang terbunuh pada malam Anthony tiba di Chimneys.
Korban adalah Pangeran Michael dari Herzoslovakia. Dia juga yang akan menjadi raja berikutnya di Herzoslovakia. Dia hendak membicarakan masalah ‘penting’ dengan Herman Issacstein. Siapa pula dia? Salah satu tokoh penting juga di negara itu. Intinya, Pangeran Michael ingin mengadakan kerjasama sehubungan dengan pengangkatannya menjadi raja Herzoslovakia dengan Herman Issacstein dan pemerintahan Inggris ikut mendukung recana itu. Namun, pada malam kedatangan Anthony dia terbunuh di ruang pertemuan di Chimneys. Karena pertemuan itu sangat ‘rahasia’ maka pada mulanya, Lord Caterham, pemilik Chimneys menyembunyikan identitas Pangeran Michael atas permintaan George Lomax, seorang yang penting juga namun sama sekali tidak menarik.
Masalah semakin kompleks. Seperti yang telah dibicarakan di awal, akan muncul satu-persatu fakta yang menempel di sana-sini sehubungan dengan Herzoslovakia. Baik rakyat, raja dan ratu, dan juga negara itu sendiri. Mungkin akan lebih baik jika menyimak pembicaraan rahasia yang diikuti oleh beberapa orang, yaitu Inspektur Battle, Inspektur Lemoine, Anthony Cade, Virginia Revel dan Bill Eversleigh.

......
“Tentunya kita semua mengerti bahwa apa yang
akan kita bicarakan di sini adalah rahasia,” kata Battle. “Jangan sampai bocor.
Saya selalu merasa hal ini akan diketahui umum. Orang seperti Tuan Lomax yang
selalu ingin diam-diam, biasanya menghadapi resiko besar. Persoalan ini bermula
tujuh tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi suatu pembangunan
basar-besaran, terutama di daerah Timur Dekat. Banyak negara dan pihak-pihak
yang tertarik, juga Inggris sendiri. Saya tak akan bercerita secara detil, tapi
ada sesuatu yang lenyap―lenyap dan tidak bisa dimengerti, kecuali bila kita
mengakui dua hal―bahwa pencuri itu menyamar sebagai seorang bangsawan dan apa
yang dilakukannya merupakan sesuatu yang profesional. Tuan Lemoine akan
menceritakan pada Anda.”
Orang Prancis itu
mengangguk sopan dan melanjutkan cerita itu. “Barangkali Anda semua belum pernah
mendengar nama Raja Victor yang amat terkenal di Prancis. Namanya yang
sesungguhnya tak ada yang tahu. Tapi dia adalah orang yang sangat berani, fasih
berbicara dalam lima bahasa, dan tak ada tandingannya dalam hal menyaru.
Walaupun ayahnya diketahui sebagai orang Inggris atau Irlandia, dia sendiri
biasanya ada di Paris. Di situlah delapan tahun yang lalu dia beraksi dengan
rentetan pencurian. Dia menamakan diri Kapten O’Neill.”
Sebuah seruan
tertahan keluar dari mulut Virginia. Tuan Lemoine melirik cepat
kepadanya.
“Saya rasa saya mengerti apa yang menyebabkan
Nyonya berseru. Anda akan mendengarnya nanti. Nah, kita di Sureté sangat curiga
jangan-jangan si O’Neill ini adalah Raja Victor. Tapi kami tak punya bukti. Pada
waktu itu di Paris ada seorang artis muda yang cerdik, bernama Angele Mory dari
Folies Bergeres. Kami mencurigai dia bekerja sama dengan Raja Victor. Tapi kami
juga tidak punya bukti untuk hal itu.

“Pada saat itu Paris menyiapkan penyambutan kedatangan Raja Nicholas IV dari
Herzoslovakia. Di Sureté kami semua bersiaga dan bersiap bila terjadi sesuatu
atas keselamatan tamu. Khususnya kami diperingatkan untuk mengawasi kegiatan
suatu organisasi revolusioner yang menamakan diri Komplotan Tangan Merah.
Ternyata komplotan itu mendekati Angele Moly dan menawarkan sejumlah uang bila
dia mau membantu rencana mereka. Dia diminta untuk menarik perhatian raja dan
membawanya ke suatu tempat yang telah ditentukan. Angele Moly menerima uang itu
dan berjanji akan membantu.
Tetapi
rupanya wanita muda ini lebih cerdik dan ambisius daripada mereka. Dia berhasil
menarik perhatian raja yang langsung jatuh cinta padanya dan menghadiahinya
dengan permata berlian. Pada saat itulah timbul keinginannya untuk tidak hanya
menjadi kekasih raja, tetapi permaisuri! Seperti dikatehui setia orang, ambisi
itu tercapai. Di Herzoslovakia dia diperkenalkan sebagai Countess Varaga
Popoleffsky, yang masih punya hubungan dengan keluarga Ramanoff, dan kemudian
menjadi Ratu Varaga dari Herzoslovakia. Nasib baik untuk seorang artis kecil
dari Paris! Saya dengar, dia bisa menjalankan peranannya dengan baik. Tetapi
kemenangannya tidak abadi. Komplotan Tangan Merah yang merasa dikhianati mencoba
membunuhnya dua kali. Akhirnya mereka melakukan kerusuhan sehingga terjadi
pembunuhan dan raja serta ratu akhirnya tewas terbunuh. Rakyat yang marah
menyatakan bahwa jenazah yang rusak dan tak bisa dikenali itu adalah jenazah
raja dan ratu mereka.
“Nah, selama itu kelihatannya
Ratu Varaga tetap berhubungan dengan Raja Victor. Mungkin rencana yang berani
itu adalah rencana si Raja Victor pula. Yang kami ketahui, mereka tetap
berhubungan dengan kode rahasia, dari Istana Herzoslovakia. Supaya aman,
surat-surat mereka ditulis dalam bahasa Inggris, dan ditandatangani dengan nama
seorang wanita Inggris yang ada di kedutaan. Apabila surat-surat itu ditemukan
dan dibawa kepada wanita tadi, wanita itu pasti menyangkal, walaupun ada tanda
tangannya. Tapi setiap orang akan maklum, karena surat tersebut adalah surat
seorang wanita yang bersalah, yang berhubungan dengan kekasih gelapnya. Nama
Anda-lah yang dipakainya, Nyonya Revel.

“Surat-surat itu ditujukan pada Kapten O’Neill di Paris. Dan maksudnya mungkin
bisa menerangkan suatu fakta di waktu kemudian. Setelah pembunuhan atas raja dan
ratu, banyak permata-permata kerajaan yang jatuh ke tangan komplotan Raja Victor
dan ditemukan di Paris. Setelah diselidiki ternyata bahwa 9 dari 10 kasus,
selalu ada permata asli yang dipalsukan. Dan jangan lupa, ada beberapa batu
permata terkenal dari Istana Herzoslovakia. Jadi, sebagai seorang ratu, Angele
Mory ternyata masih tetap melakukan praktek yang sama dengan yang dilakukannya
sebelum dia menikah.
“Sekarang Anda tahu arah
cerita ini? Nicholas IV dan Ratu Varaga berkunjung ke Inggris dan menjadi tamu
Marquis Caterham yang pada saat itu adalah Sekertaris Menteri Luar Negeri. Ratu
Varaga diterima sebagaimana layaknya. Di sinilah kita berhadapan dengan seorang
bangsawan palsu yang sekaligus juga seorang pencuri ulung. Dan tak diragukan
lagi bahwa pemalsuan itu dilakukan oleh aktor luar biasa yang amat berani, yaitu
Raja Victor.” .......
“Dibekukan,” sahut
Inspektur Battle. “Tak ada cerita tentang hal itu sampai sekarang. Kami sudah
melakukan segala yang bisa kami lakukan―dengan diam-diam. Permata itu tidak
keluar dari Inggris bersama Ratu Herzoslovakia―saja yang bisa saya katakan. Yang
Mulia menyembunyikannya di suatu tempat yang tidak kita ketahui dan belum
ditemukan. Tapi rasanya tidak heran kalau―” Mata Inspektur itu melayang ke
sekeliling ruangan― “ada di ruangan ini.” ...
“Anda
belum tahu situasinya, Tuan,” kata si Prancis dengan cepat. “Hanya dua minggu
kemudian pecah revolusi di Herzoslovakia, dan raja serta ratu terbunuh. Dan
Kapten O’Neill ditahan dengan tuduhan kejahatan kecil. Kami berharap mendapatkan
tumpukan surat rahasia itu di ruamahnya, tapi kelihatannya telah dicuri oleh si
perantara surat itu―orang Herzoslovakia. Laki-laki itu muncul di Herzoslovakia
sebelum revolusi, lalu lenyap tak ketahuan.” ......
“Nyonya memang cerdas,”
kata Lemoine memuji. “Ya, memang ada. Count Stylptitch saat itu juga menginap di
Chimneys.” .....
“Ya. Tentunya kalau dia tahu dengan
tiba-tiba, dia pasti marah. Apalagi setelah ada usaha membungkam persoalan itu”
kata Battle.
Anthony menyalakn rokok. “Apa tidak disebutkan dalam memoir
itu―secara rahasia―di mana batu permata itu disembunyikan?”
tanyanya.
“Rasanya tidak,” kata Battle. “Dia tidak
suka pada ratu. Dia tidak menyetujui perkawinan itu. Ratu pasti tidak akan
mempercayainya.”
“Bukan itu yang saya maksud,” kata
Anthony. “Dia adalah seorang laki-laki yang cerdik. Mungkin tanpa diketahui
ratu, dia menemukan tempat penyimpanan permata itu. Kalau hal itu terjadi, apa
yang akan diperbuatnya?”
“Duduk diam.” Jawab Battle
sambil merenung.
“Saya sependapat,” kata orang
Prancis itu. “Itu merupakan saat yang sangat menentukan. Bila batu permata itu
dikembalikan secara diam-diam, pasti akan menimbulkan kesulitan besar. Dan dia
akan punya kekuatan bila mengetahui tempat batu permata itu disimpan. Dan lelaki
tua itu suka kekuasaan. Dia tidak hanya akan menguasai ratu di tangannya, tapi
dia juga punya senjata ampuh untuk bernegosiasi setiap saat. Dan itu bukan
satu-satunya rahasia yang diketahuinya. Bukan! Dia punya koleksi rahasia seperti
seorang kolektor barang pecah-belah antik. Sebelum meninggal dia pernah
menyombong bahwa dia bisa membaut berita heboh kalau dia mau. Dan dia menyatakan
bahwa dia kan mengungkapkan sesuatu yang menghebohkan di dalam memoirnya. Karena
itu banyak pihak yang ingin menguasainya. Polisi sudah bersiap untuk mengambil
alih dokumen itu, tapi Count Stylptitch telah menyelamatkannya lebih dahulu
dengan mengirimkannya jauh-jauh sebelum dia meninggal.”
....

Sampai di sini tentu sudah bisa ditebak, memoir itu akhirnya jatuh ke tangan James McGrath yang kemudian diserahkan kepada Anthony untuk di serahkan kepada penerbit di London untuk mendapatkan imbalannya. Yah.. itu sebagian besar cerita yang bisa dikumpulkan. Memang masih ada banyak hal yang tidak bisa diungkapkan. Untuk lebih lengkapnya, bisa baca bukunya langsung. Penyelesaiannya, juga sangat membingungkan. Satu sisi kita dihadapkan bahwa Anthony-lah Raja Victor sesungguhnya. Namun, terlepas dari semua itu. Agatha telah memberikan banyak petunjuk untuk menyangkal dugaan itu, yang kemungkinan akan kita anggap sebagai hal yang sebaliknya. Saya pun tak dapat menyangka akhirnya, namun saya benar-benar puas dan semuanya terasa masuk akal.
Hmm, aku sedang memikirkan sesuatu, yaitu apakah perlu aku menampilkan penyelesaian dari kasus ini dan mengungkap siapa sebenarnya Anthony Cade ini? Cukup panjang jika dijelaskan mulai dari awalnya. Lagi pula jika tak didampingi dengan membaca buku aslinya maka tak akan mengena. Ada banyak hal yang menarik yang tidak bisa dituliskan di blog ini. Secara garis besar, aku hanya menampilkan ceritanya secara global dari pembicaraan yang dilakukan tokoh dalam buku itu yang aku anggap mendekati kebenaran.
Mungkin tidak di kesempatan ini aku akan mengungkap segalanya. Mungkin suatu saat nanti, jika aku berkesemapatan untuk menuliskan lebih banyak fakta dalam kasus ini secara terperinci. Aku sudah memiliki referensinya, namun tetap saja masih harus diolah. Untuk lebih baik lagi, tak rugi juga jika Anda semua mencoba membaca bukunya secara langsung. Jika Anda telah menamatkan buku Agatha ini “Rahasia Chimneys” (The Secret of Chimneys), coba selanjutnya Anda membaca karya Agatha yang berjudul “Misteri Tujuh Lonceng” (The seven Dials Mistery). Jika Anda jeli, maka Anda akan mendapatkan sesuatu yang menarik mengenai tokoh-tokoh yang ada di kedua novel tersebut. ...end

Simulasi Pengadilan

Q.E.D 27

Kana adalah gadis ceria yang penuh semangat dan kuat. Ia adalah seorang anak dari Inspektur Polisi Mizuhara. Tak jarang ia juga ikut terlibat kasus karena pekerjaan ayahnya. Suatu hari, ia tengah berada di TKP sebuah pembunuhan dan bertemu dengan Toma. Toma adalah teman sekelas Kana, murid pindahan dari luar negeri, Amerika. Kabarnya dia adalah lulusan MIT, dan seorang ahli matematika. Namun, ia kembali ke Jepang dan kembali menjalani pendidikan sebagai murid SMU biasa. Sampai sekarang belum diketahui alasan Toma yang sebenarnya melakukan hal itu. Setelah pertemuan dengan Kana, Toma yang selalu cuek dan tak suka mencampuri urusan orang lain, mendadak harus terus mengikuti Kana yang kadang suka memaksanya. Suatu hari, di sekolah mereka, terdapat undian berhadiah, tanpa peduli untuk apa undian itu, Kana memaksa Toma menarik undian itu, dan akhirnya mereka berdua tepilih. Ternyata undian itu adalah sebuah undangan untuk menjadi anggota Juri dalam sebuah Simulasi Pengadilan. Kana sempat kecewa, namun Toma mengingatkan Kana, ia tak akan bisa mundur lagi. Mereka berdua, akhirnya mengikuti Simulasi Pengadilan itu dengan berperan menjadi Juri.

Narator : "Yang disebut anggota Juri Pengadilan adalah para warga sipil yang punya hak pilih dan bergabung dalam dewan juri pengadilan dan memutuskan bersalah – tidaknya seorang terdakwa. Untuk Hakim, Pengacara dan Jaksa, telah diminta bantuan mereka yang memang berprofesi demikian. Sedangkan untuk terdakwa dan saksi akan diperankan oleh mereka."

Hakim : “Saya, Hakim. Simulasi sidang ini akan dimulai dengan mengangkat kasus yang benar-benar terjadi. Apakah terdakwa bersalah atau tidak bersalah? Para murid yang sedang memperhatikan panggung juga silahkan berpikir. Kalian dapat menyumbangkan rasa tanggung jawab untuk mengadili seseorang.
Keenam anggota juri akan mengikuti proses pengadilan kasus perampokan bersama kami bertiga sebagai Hakim. Tapi sebelum itu akan kujelaskan peraturannya.
Pertama. Sebelum vonis bersalah dijatuhkan, kalian harus menganggap terdakwa yang sedang menjalani pengadilan belum bisa dianggap penjahat sampai kalian, para juri memutuskan. Ini disebut azas praduga tak bersalah.
Kedua. Pihak Jaksa yang bertanggung jawab menjelaskan kesalahan terdakwa. Dia akan menjelaskan bahwa terdakwa bersalah selama dia belum berhasil membuktikan terdakwa dianggap tidak bersalah. Tapi, ada juga beberapa Jaksa yang kesulitan membuktikan bahwa terdakwa bersalah sepenuhnya.
Ketiga. Untuk membuktikan terdakwa bersalah, mereka bisa menggunakan pembuktian yang melewati nalar. Untuk lebih mudahnya, 'Orang yang berpikir bahwa si pelaku benar-benar melakukan kejahatan bukan hanya aku, tapi juga yang lain' kalian bisa berpikir seperti itu untuk membuktikannya. Sidang Dibuka."

Hakim meminta Jaksa untuk membacakan tuntutan terhadap terdakwa.

Jaksa : "Nama terdakwa. Tsuneo Toyokawa. Isi dakwaan, pada hari x, bulan x, dan tempat x, terdakwa telah melakukan pemukulan pada korban, Sachiko Azuma, dan merampok uang sebesar 150 ribu. Terdakwa dikenakan tuduhan perampokan."

Hakim :
"Terdakwa, Anda punya hak tutup mulut yang berarti, Anda boleh tidak menjawab pertanyaan. Semua jawaban Anda bisa menguntungkan atau malah merugikan Anda. Para Juri sekalian hak terdakwa untuk tidak menjawab bukan merupakan sesuatu yang tidak menguntungkan. Jadi, kalian tidak boleh berpikir terdakwa bersalah. Ada yang ingin terdakwa sampaikan?"

Terdakwa :
"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku tidak bersalah!"

PERTANYAAN PEMBUKA

Jaksa : "Empat tahun lalu, terdakwa Toyokawa pindah ke Tokyo dari Kagoshima. Pertama kali sebagai satpam toko, lalu pegawai bar sampai sekarang, dia tercatat sudah tujuh kali ganti pekerjaan. Karena penghasilannya yang tidak tetap, kehidupannya tidak pernah stabil. Setengah tahun lalu, dia bertemu kembali dengan teman-temannya yang menggemari musik lalu membentuk band. Dia membeli gitar dengan cara kredit, sejak saat itu, kehidupannya mulai merosot dan utangnya pada bank mencapai 350 ribu. Telepon genggamnya diputus dan dia menunggak uang sewa rumah. Dia terus berhutang pada kerabat dan teman-temannya.
Suatu hari dia memukul korban, Azuma dan mengambil uang sebesar 150 ribu yang disimpan dalam di amplop bank tertutup. Dalam pergaulan itu, ada saksi yang mendengar teriakan terdakwa 'Lepaskan nenek tua!'. Seorang polisi patroli menemukan terdakwa di taman. Karena ciri-ciri sama dengan pelaku, dia bertanya dan kemudian langsung menangkapnya dan ditemukan amplop berisikan uang 150 ribu pada terdakwa. Di hari kejadian korban mengambil uang di ATM sebuah bank dan pelaku kedapatan berkeliaran di depan bank untuk mencari target. Hakim dan para Juri sekalian dengan alasan seenaknya, terdakwa telah melukai korban yang tak bersalah dan mencuri uangnya. Saya mohon Anda memberi hukuman setimpal!”


Hakim :
"Pengacara?"

Pengacara : "Hakim dan para Juri sekalian, pak Toyokawa sama sekali tidak merampok atau melukai seseorang. Dia datang ke Tokyo, dengan segudang impian dan melakukan banyak pekerjaan. Tapi untuk mencari apa yang diinginkannya, Dia tidak akan melakukan kejahatan. Dia telah membulatkan tekat mewujudkan impiannya dalam bidang musik bersama teman-temannya. Dia tidak akan merusaknya dengan melakukan kejahatan. Walau saksi yang berada di dekat TKP mengaku mendengar suara pak Toyokawa, dia tidak bisa melihat jelas sosoknya dan tentang uang yang ditemukan, dia menemukannya jatuh di jalan dan memungutnya. Hanya berdasarkan kecurigaan belum cukup untuk menuduhnya bersalah. Tidak ada bukti behawa pak Toyokawa bersalah. Kumohon Anda bersikap adil dan melepaskan pak Toyokawa dari segala tuduhan."

PEMERIKSAAN SAKSI

Hakim : "Dalam pernyataan awal, pihak Jaksa telah menekankan bahwa kasus ini memang demikian adanya. Sekarang kalian harus membuktikan penekanan itu dan memutuskan terdakwa bersalah atau tidak, hanya berdasarkan bukti yang disodorkan. Dan yang paling penting, semua bukti dan kesaksian yang muncul di sini tsk terbatas kebenarannya. Kesaksian dan bukti mana yang memiliki kekuatan kebenaran? Keputusan itulah yang menentukan bersalah tidaknya terdakwa."

Saksi PERTAMA.
Saksi 1 : "Nama saya Masaki Kinoshita, pelajar."


Jaksa : "Apa yang Anda kerjakan di hari kejadian?"

Saksi 1 : "Saya sedang main internet di kamar. Lalu saya mendengar teriakan terdakwa 'Lepasin nenek tua!'"

Jaksa : "Jadi, Anda mengenali pelaku berdasarkan suara yang Anda dengar di TKP?"


Saksi 1 : “Ya”


Jaksa : “Lalu bagaimana dengan suara terdakwa?”

Pengacara : “Keberatan! Pertanyaan terlalu memojokkan terdakwa."


Hakim : “Diterima! Silahkan ganti pertanyaannya.”


Jaksa : “Apakah suara yang Anda dengar suara laki-laki atau perempuan?”


Saksi 1 : “Laki-laki”


Jaksa : “Apakah ada sesuatu yang khusus?”


Saksi 1 : “Cara bicaranya terdengar seperti aksen daerah Kagoshima. Di kampung saya di Fukuoka saya punya teman dari Kagoshima. "


Jaksa : “Terdakwa memang berasal dari Kagoshima. Apakah yang Anda dengar itu benar suara terdakwa?”

Saksi 1 : “Ya!”


Hakim : “Pengacara, ingin mengajukan pertanyaan?”


Pengacara : “Di tengah malam, banyak suara orang yang mirip satu sama lain. Apalagi, orang-orang yang muncul di acara TV. Kemiripan suara lebih banyak daripada kemiripan wajah. Apa Anda tidak kesulitan membedakan?”

Saksi 1 : “Tapi aku mendengar aksen Kagoshima.”


Pengacara : “Anda bilang, kenal aksen Kagoshima dari sahabat yang berasal dari sana. Bisa saja karena saksi kenal seseorang di sana, dan karena sering mendengar kata itu, dia ikut terpengaruh.”

Jaksa : “Keberatan! Itu hanya dugaan!”

Hakim : “Diterima. Para juri diminta mengabaikannya.”

Pengacara : “Apa Anda begitu mudahnya mengingat suara yang terdengar dari luar dan memastikan itu suara pak Toyokawa? Apa Anda bisa membedakan intonasi sekecil apapun?”

Saksi 1 : “Apa maksudmu?”

Pengacara : “Lihat foto korban ini! Korban adalah seorang wanita cantik dan tidak terlihat kalau usianya 45 tahun dan wanita ini saat melihatnya. Apakah Anda bisa menyebutnya nenek? Satu hal lagi. Selain teriakan terdakwa, apakah Anda mendengar suara lain?"

Saksi 1 : “Tidak!”


Pengacara : “Aneh, padahal wanita itu sedang diserang. Bukankah seharusnya dia berteriak dulu saat menyadari peristiwa itu?”

Saksi 1 : “Soalnya jendela tertutup....”

Pengacara : “Apakah Anda benar-benar mendengar suara terdakwa?”

Saksi 1 : “Tidak salah lagi!!” (dengan sedikit membentak, marah)

Pengacara : “Sekian.”

Saksi KEDUA
Saksi 2 : “Nama saya Akimi Ibata. Pegawai Perusahaan ansuransi.


Jaksa : “Anda melihat terdakwa dihari kejadian?”

Saksi 2 : “Ya, di bank depan stasiun. Saya melihat orang aneh. Kira-kira pukul 5 sore, dia tampak sedang kesal. Justru karena takut, saya masih ingat wajahnya.

Jaksa : “Apa yang Anda takutkan?”

Saksi 2 : “Sebab, saya pikir dia itu penjambret atau semacamnya. Karena hari itu hari gajian, saya pergi ke ATM. Orang itu sudah tidak ada setelah saya keluar. Lalu saya pulang ke rumah.”

Jaksa : “Berdasarkan rekaman kamera pengawas, korban berdiri selang tiga orang di depan saksi. Artinya, pelaku sudah tahu korban akan mengambil uang lalu mengejarnya. Sejak awal dia telah merencanakan semua ini.”

Pengacara memperlihatkan sebuah denah bank. Dia berhasil membuktikan terdakwa tidak melihat ke dalam bank.

Pengacara : “Toyokawa jelas tidak mungkin bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Apalagi pintu masuk bank terbuat dari kaca yang tebal. Orang luar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Bank bukan hanya tempat mengambil uang, tapi juga untuk menaung atau mengurus buku tabungan. Terdakwa yang berdiri di luar tidak tahu apa yang dilakukan korban di dalam bank. Apa Anda masih bisa mengatakan dia pelakunya?”

Saksi KETIGA
Saksi 3 : “Nama saya Norikazu Baba. Pekerjaan Polisi. Saya yang menangkap terdakwa.”


Jaksa : “Tolong jelaskan situasi saat itu.”

Saksi 3 : “Setelah menerima laporan, saya pergi ke TKP dan mendapat informasi bahwa penjahat itu adalah pria setinggi kurang lebih 175cm yang memakai t-shirt hitam. Saya mendapatkannya di taman terdekat, saya memanggilnya, waktu saya akan menginterograsinya, tiba-tiba dia kabur. Saya berlari mengejarnya dan melihat amplop bank berisi uang. Saya yakin, dialah penjahatnya.”

Jaksa : “Begitu yaa?”

Pengacara : “Ada pertanyaan, pembela? Waktu menangkap pak Toyokawa, apa yang pertama kali Anda tanyakan?”

Saksi 3 : “Saya tanya ‘Kenapa kabur?’ lalu dia menjawab ‘Tadi kabur karena ketakutan’ saya tanya lagi ‘Uang ini milikmu?’ lalu dia menjawab ‘Bukan, aku memungutnya di jalan dan bermaksud menyerahkan kepada polisi’.
Setelah itu, kami memanggil korban ke TKP dan menanyakan kepada korban dan saksi. Korban mengaku tidak yakin karena kejadiannya begitu tiba-tiba. Tapi, saksi sangat yakin karena ia telah mendengar suaranya. Karena itu saya menangkapnya untuk memastikan.


Pengacara : “Bukankah pak Toyokawa bilang memungut uang itu?”

Saksi 3 : “Itu bohong?”

Pengacara : “Kenapa?”

Saksi 3 : “Pencuri pasti akan mengatakan demikian!”

Pengacara : “Demikian juga orang yang memungut uang itu! Lalu perkataan beliau sebelumnya soal dituduh mencuri di sebuah rumah juga bohong?”

Saksi 3 : “Itu benar!”

Saksi KEEMPAT – Terdakwa – Tsuneo Toyokawa.
Pengacara : “Anda terlibat masalah keuangan karena membeli gitar secara kredit.”


Terdakwa : “Ya.”

Pengacara : “Demi itu, Anda rela langganan HP Anda diputus dan menunggak uang sewa rumah?”

Terdakwa : “Soalya, aku masih bisa memakai telepon umum. Dan pemilik rumah bilang akan menunggu.”

Pengacara : “Jumlah utang Anda 350 ribu....”

Terdakwa : “Aku akan mengembalikannya sedikit demi sedikit! Memangnya mentang-mentang berhutang, lantas semua orang itu pencuri?”

Pengacara : “Tidak mungkin. Aku sendiri juga mempunyai hutang. Apa yang Anda lakukan di depan bank?”

Terdakwa : “Aku ingin memeriksa saldo rekening, kupikir masih ada walau sedikit, tapi ternyata tidak, jadi aku kembali.”

Pengacara : “Apa Anda berencana mencuri?”

Terdakwa : “Tidak! Percayalah padaku!”

Pengacara mengakhiri pertanyaannya. Dan hakim melemparkannya kepada Jaksa untuk mengajukan pertanyaan.

Jaksa : “Apa Anda kesulitan karena langganan HP Anda dihentikan dan menunggak uang sewa rumah. Tapi Anda kebingungan bukan hanya masalah uang kan? Baik di kota maupun acara tv, banyak baju dan makanan yang Anda ingin beli tapi tidak bisa. Anda marah karena semua berjalan tidak sesuai harapan. Anda bilang akan menyerahkan uang yang jatuh pada polisi, tapi kenapa malah kabur saat polisi datang?”

Terdakwa : “Karena aku takut dia tidak akan percaya padaku!”

Jaksa : “Begitu? Anda orang yang berpenampilan sama seperti pelaku dan membawa uang dalam jumlah yang sama besar dengan uang yang dicuri! Tidak ada seorang pun yang akan mempercayai cerita seperti itu. Sekian.”

PEMBACAAN TUNTUTAN

Jaksa : “Ketua Juri dan para anggota Juri sekalian. Silahkan lihat. Dengan bukti-bukti ini, kami menganggap terdakwa, Tsuneo Toyokawa, bersalah.

MOTIF
Hutang sebesar 350 ribu.
Kehidupan ekonomi yang buruk.

HAL YANG MEMBERATKAN PELAKU
· Pelaku yang ada di luar bank mengincar korban yang akan mengambil uang.
· Terdakwa memiliki penampilan dan suara yang sama dengan pelaku.
· Suara pelaku beraksen
Kagoshima.
· Terdakwa kabur saat ditemukan polisi di sebuah taman yang letakknya dekat dengan TKP.
· Terdakwa memgang amplop uang yang dicuri.

PELAKU ADALAH :
TSUNEO TOYOKAWA


Sudah jelas bahwa terdakwa adalah pelakunya. Kami dari pihak Jaksa menuntut hukuman delapan tahun penjara untuk terdakwa, Tsuneo Toyokawa.”

ARGUMEN PENUTUP

Pengacara : “Pihak Jaksa penuntut menyatakan pak Toyokawa bersalah tapi apakah itu benar? Benarkah saksi mendengar suara pak Toyokawa? Padahal, dia tidak mendengar suara jeritan korban? Walau ada yang melihatnya di depan bank, pak Toyokawa tidak masuk ke dalam, bagaimana dia bisa tahu korban akan ke ATM? Uang itu dipunggutnya sendiri dari jalan, alasan pak Toyokawa kabur dari polisi adalah karena dulu polisi pernah salah menangkapnya.
Semua dakwaan Jaksa hanya sekedar prasangka. Semua itu telah melewati batas rasional dan selama terdakwa belum terbukti bersalah.. Dia tidak bersalah. Saya mohon rasa keadilan Anda semua dapat menolong pak Toyokawa. Hanya Anda yang bisa melakukan hal itu.”


RAPAT KEPUTUSAN

Hakim : “Baiklah, rapat dimulai. Selain ketiga orang majelis hakim, rapat ini dihadiri enam juri, jadi total ada sembilan orang. Di sini kalian akan memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak. Kalau bersalah, hukuman apa yang harus dikenakan padanya. Terdakwa akan dinyatakan bersalah bila kalian bisa membuktikan secara rasional, bila tidak, artinya dia tidak bersalah. Kita semua memiliki hak bicara yang sama. Silahkan berdiskusi dengan bebas. Bagaimana menurutmu?”

Juri 1 : “Bersalah.”

Hakim : “Kenapa?”

Juri 1 : “Perasaanku mengatakan begitu.”

Juri 4 : “Apa maksudmu perasaan?”

Juri 1 : “Kau sendiri bagaimana?”

Juri 4 : “Tidak bersalah. Sebab, pemain musik bukan orang jahat.”

Hakim : “Lalu kau?”

Juri 2 : “Tidak bersalah. Semua bukti hanya berupa spekulasi, belum bisa dibuktikan kebenarannya..”

Juri 4 : “Benar! Semuanya cuma spekulasi. Jadi, dia tidak bersalah.”

Juri 5 : “Bukti spekulasi itu apa?”

Juri 6 : “Dalam pembuktian ada istilah bukti langsung dan bukti spekulasi. Misalnya ada uang yang dicuri. Kesaksian ‘A mencuri uang’ dan pengakuan langsung ‘aku melakukannya’ adalah bukti langsung. Tapi.. Fakta bahwa ‘A ada di dekat TKP’ dan ‘setelah kejadian, kondisi keuangan A memburuk’ itu disebut bukti spekulasi. Bukti spekulasi seperti ‘ A ada di dekat TKP karena ada keperluan’ atau ‘mendapat uang dari undian’. Alasan yang tidak berhubungan dengan kasus itu adalah bukti yang masih mengandung kemungkinan tapi pertanyaan seperti ‘A bilang akan mencuri uang’ atau ‘Cuma A yang tahu di TKP itu ada uang’. Bisa dijadikan alasan masuk akal untuk menyatakan ‘A adalah penjahatnya’. Makanya hal seperti itu tidak bisa diterima.
Juri 2 : “Jadi, kita bisa mempertimbangkan kesaksian polisi tadi? Kalau begitu bersalah! Dia ada di bank, suara dan penampilan yang mirip pelaku lalu, membawa uang yang dicuri. Jelas dia pelakunya!”


Juri 3 : “Jadi, dia bersalah!”

Juri 5 : “Tapi.. itu artinya dia akan kena vonis penjara enam tahun lebih.. kalau salah, kita akan menyeret orang tak bersalah ke penjara.”

Hakim : “Pertama-tama, pikirkan hubungan terdakwa dengan kasus itu baik-baik. Hanya dengan memikirkan berat ringannya hukuman tidak akan menghasilkan keputusan yang benar.”
Juri 6 : “Bagaimana kalau kita analisis?


Juri 6 menuliskan sesuatu di sebuah papan. Berikut tulisan Juri 6.


1. Terdakwa sedang mengalami masalah keuangan.
2. Ada saksi yang menyatakan bahwa pelaku memiliki suara dan penampilan sama dengan terdakwa.
- Pelaku memiliki aksen Kagoshima, sama dengan daerah asal terdakwa.
- Tidak terdengar suara jeritan korban.
- Tak ada yang melihat wajahnya.
3. Terdakwa ada di depan bank tempat korban mengambil uang. Tapi, tidak mungkin dia tahu korban ada di ATM karena tidak masuk ke dalam.
4. Setelah kejadian, terdakwa kabur saat ditemukan polisi. Karena dulu pernah salah tuduh sebagai pelaku pencurian.
5. Terdakwa membawa uang yang dicuri. Dia bersikeras mengaku uang itu ditemukannya di jalan.


Juri 5 : “Ini semuanya sudah dinyatakan oleh Jaksa, kan?”

Hakim : “Menurutmu bagaimana?”

Juri 6 : “Benar-benar pembuktian yang berbahaya.”

Juri 5 : “Jadi.. tak bersalah? Aneh sekali bahwa saksi yang ada di TKP tidak mendengar suara jeritan korban, tapi, bukti bahwa ATM itu tidak terlihat itu juga lemah. Bukti paling kuat hanya bahwa uang itu ada padanya dan dia kabur saat ditanya polisi.”

Hakim : “Waktunya sudah tiba. Mari kita mengambil keputusan. Biasanya diskusi seperti ini masih bisa dilanjutkan, mengingat ini adalah rapat Juri... Sekarang saya akan menjelaskan sistem pemungutan suara anggota Juri. Di negara-negara seperti Amerika yang menganut sistem ‘satu suara untuk semua’ dalam pengambilan keputusan. Tapi, di Jepang.. Jumlah berperan penting. Dalam pengambilan keputusan ini, ada tiga orang anggota majelis hakim dan enam orang Juri. Kesembilan orang inilah yang akan memutuskan dia bersalah atau tidak. Tapi, saat memutuskan, harus ada paling tidak seorang anggota majelis yang setuju. Dan bila keenam anggota Juri mencapai suara yang sama, kesepakatan itu tidak akan berlaku bila ketiga anggota majelis hakim tidak setuju. Walau biasanya dipakai sistem satu suara, karena hari ini hanya simulasi, saya ingin kalian mendapatkan pengalaman. Mari kita ambil suara. Bagi mereka yang menyatakan bersalah silahkan angkat tangan. 1, 2, 3, .... empat orang.

Juri 6 mengangkat tangannya perlahan-lahan. Hakim melihatnya, dan akan mengatakan. Lima orang. Namun, mendadak Juri 6 menurunkan tangannya lagi.

Juri 6 : “Tidak jadi. Maaf!”

Hakim : “Lalu, yang mengatakan tidak bersalah. 1, 2, 3, 4, ... Lima orang. (Hakim melihat Juri 6 mengangkat tangannya dan tidak menurunkannya lagi). Jadi menurutmu, dia tidak bersalah?”

Juri 6 : “Ya.”

Hakim : “Termasuk Majelis Hakim, ada lima orang yang setuju tidak bersalah. Mari kita putuskan vonisnya. Tuduhan tindak kejahatan terdakwa dalam pengadilan ini tidak dapat dibuktikan karena kurangnya bukti. Dengan demikian terdakwa dinyatakan Tidak Bersalah.”

Sidang pun selesai, berakhir dengan keputusan yang telah disepakati bersama. Tedakwa Tsuneo Toyokawa tidak bersalah.
Hakim mengucapkan terima kasih atas kerja sama Pengacara dan Jaksa serta anggota majelis hakim yang lain karena telah bersedia membantu dalam Simulasi Sidang kali ini. Seorang anak perempuan, yang tadi ikut menjadi Juri dalam Simulasi sidang itu, mendekati Hakim.


Mizuhara : “Pak Hakim. Karena ini kasus sungguhan, dalam pengadilan asli, dia divonis bersalah atau tidak bersalah?”

Hakim diam sejenak. Hakim melihat siswa yang tadi juga menjadi Juri. Hakim berjalan mendekati anak itu yang sedang istirahat sambil minum air mineral.

Hakim : “Kamu! Waktu pengambilan suara, awalnya kamu memilih bersalah, tapu lalu berubah menjadi tak bersalah. Kenapa?”

Toma : “Apa saya harus menjawabnya?”

Hakim : “Tidak juga! Tapi dalam pengadilan sesungguhnya terdakwa Tsuneo Toyokawa dinyatakan Bersalah. Dalam tiga simulasi sebelumnya, terdakwa juga dinyatakan tidak bersalah. Ini yang keempat, lalu... . Lalu, kenapa kalian menganggapnya tidak bersalah? Padahal aku sangat yakin dia bersalah. Bagi orang biasa, bila kejahatan seorang tidak jelas.. Dia dianggap tidak bersalah.. karena itu merupakan tanggung jawab yang berat. Tapi, kau berbeda, kau dengan yakin menganggapnya tidak bersalah. Kenapa?”

Toma : “Karena Jaksa tidak berhasil membuktikan hal penting.
Kenapa saksi tidak mendengar teriakan korban? Kenapa pelaku tidak masuk ke bank? kenapa pelaku memanggil korban ‘nenek tua’? dan kenapa korban tidak melihat wajah pelaku, padahal pelaku merampas uangnya dari jarak dekat?.
Jaksa penuntut telah melewatkan satu hal yaitu, korban dan pelaku saling mengenal. Jadi dia tidak berteriak saat pelaku mendekat. Mungkin korban mengaku demikian untuk melindungi pelaku, kalau benar, kenapa demikian? Dulu korban bekerja di sebuah klab malam. Bagaimana kalau mereka berkenalan di sana? Dan menjalin hubungan diam-diam. Pelaku juga merupakan musisi yang sering manggung di klab-klab malam. Mungkin ada seorang rekan pelaku yang berkomentar tentang hubungan pelaku dengan wanita yang lebih tua itu. Karena itu dia memanggil korban ‘nenek tua’. Walau tak masuk ke bank, pelaku pasti tahu korban akan mengambil uang, karena saat itu hari gajian. Menurut saya, keputusan Anda tidak salah. Tapi, saya tidak bisa menyatakan dia bersalah. Demikian akhir penjelasan saya.”


Hakim : “Kenapa kamu tidak mengatakan itu waktu simulsi? Dengan begitu, dia akan dinyatakan bersalah. Paling tidak kemungkinan itu akan lebih besar.”

Toma : “Tidak bisa. Tanggung jawab untuk membuktikan ada di tangan Jaksa. Sementara vonis dijatuhkan berdasarkan bukti yang ditunjukkan oleh hakim. Seorang terdakwa dinyatakan tidak bersalah selama tak ada penjelasan logis yang dapat membuktikan perbuatannya. Itulah hukum keras dalam dunia pengadilan.”
.end