19 Februari 2008

Mengagumi Seorang Penulis

Mengagumi seorang penulis. Gaya bahasa, pemikiran serta kepandaiannya dalam memainkan kata-kata hingga kita sebagai pembaca dapat dengan jelas, menggambarkan situasi yang sedang terjadi. Bagaimana mereka bisa melakukannya? Setiap penulis tentu punya pendapatnya sendiri. Mereka mempunyai aura tersendiri yang tercurah penuh pada karya-karyanya. Penulis novel misteri nomer wahid, setelah Sir Arthur Conan Doyle dengan tokoh detektif rekaannya, Sherlock Holmes, juga ada Agatha Chirstie dengan Hercule Poirot. Novel sensasional yang menggemparkan hampir seluruh pembaca dunia, Harry Potter dengan J.K Rowling sebagai pengarangnya.

"Otak manusia pada awalnya sama seperti loteng kecil yang kosong, dan kau harus mengisinya dengan perabot yang sesuai dengan pilihanmu. Orang boleh mengambil semua informasi yang ditemuinya sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit di tengah-tengah atau tercampur dengan hal-hal lain. Orang bijak sebaliknya. Dengan hari-hati ia memilih apa yang dimasukkannya ke dalam loteng-loteng otaknya. Ia tak akan memasukkan apapun kecuali peralatan yang akan membantunya dalam melakukan pekerjaannya, sebab peralatan ini saja sudah sangat banyak. Semuanya di atur rapi di dalam loteng-loteng otaknya sehinga ketika diperlukan, ia dapat dengan mudah menemukanannya. Keliru kalau kau pikir loteng otak kita memiliki didnding-dinding yang bisa membesar. Untuk setiap pengetauan yang kau masukkan, ada sesuatu yang sudah kau ketahui yang terpaka kau lupakan. Oleh karenan itu penting sekali untuk membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta yang berguna." Sherlock Holmes — A Study Scarlet. Sir Arthur Conan Doyle.

Kemampuan Conan Doyle, menggambarkan situasi melalui sudut pandang dr. Watson sungguh mengagumkan. Sungguh mengagumkan sekali ingatan Watson, hingga mampu menulis dengan lengkap apa yang dialaminya dengan sahabatnya Holmes. Mungkin kita perlu berterimakasih kepadanya, karena dialah kita semua dapat menikmati kisah Sherlock Holmes. Holmes adalah detektif berbakat yang bakatnya tak banyak diketahui orang. Hanya orang tertentu yang pernah terlibat dengannya yang mengetetahui dengan pasti kemampuan Holmes. Dua orang yang sering berhubungan dengan Holmes, dan paling mengetahui kemampuan Holmes. Gregson dan Lestrade. Berikut anggapan Holmes kepada dua orang detektif itu.

"Gregson detektif yang paling cerdas di Scotland Yard, " kata Holmes "Dia dan Lestrade merupakan yang terbaik di antara kumpulan orang bodoh itu. Mereka berdua sigap dan energik, tapi terlalu konvensional. Mereka juga saling membenci. Mereka iri terhadap satu sama lain..."

"Seandainya aku mengungkapkan masalah ini, kau boleh yakin bahwa Gregson, Lestrade dan rekan-rekan mereka yang akan mendapat pujian. Itulah masalahnya menjadi petugas tidak resmi." Sherlock Holmes — A Study Scarlet. Sir Arthur Conan Doyle.


Kata-kata Holmes di atas membuktikan beberapa hal. Holmes memang mempunyai kemampuan yang luar biasa, namun ia belum begitu dikenal masyarakatnya karena hanya berstatuskan detektif swasta amatir. Di pihak lain ada beberapa orang yang mengetahui kemampuannya namun tak akan sebodoh itu untuk mengungkapkannya. Namun rasa keadilan Holmes lebih besar. Hingga ia memutuskan untuk memecahkan masalah ini, bukan untuk kedua detektif itu. Namun karena keinginannya sendiri. Kehadiran Watson sebagai rekan sangat membantu Holmes. Walau Watson tak bisa mengerti apa yang Holmes pikirkan, namun ia memahami bahwa Holmes memiliki sesuatu keunikan tersendiri. Akan menarik jika mengetahui tentang pandangan Watson untuk pertama kali Watson mengenalnya.

Holmes bukan mahasiswa kedokteran. Ini diakuinya sendiri ketika ku tanya. Ia juga tidak terlihat memburu bacaan apa pun yang memungkinkannya untuk mendapatkan gelar di bidang sains untuk bidang lainnya. Sekalipun begitu, ada hal-hal tertentu yang dengan tekun dipelajarinya, dan dalam batasan-batasan eksentrik pengetahuannya luar biasa banyak dan pengamatannya begitu rinci sehingga aku tertegun. Jelas tidak ada orang yang mau bekerja begitu keras atau memperoleh informasi setepat itu tanpa tujuan nyata. Orang yang membaca hanya untuk iseng hanya akan mendapat pengetahuan sekedarnya, berbeda dengan Holmes yang mau membebani benaknya sampai hal-hal yang terkecil.

Anehnya, pengetahuan Holmes yang begitu luar biasa diimbangi dengan ketidaktahuannya yang sama besar di bidang lain. Holmes sama sekali tidak tahu apa-apa tentang karya-karya sastra kontenpomrer, filosofi dan politik... Keherananku memuncak sewaktu tanpa sengaja kuketahui bahwa Holmes tidak mengerti Teori Copernicus dan komposisi Tata Surya. Bahwa ada manusia beradab di abad ke sembilan belas ini yang tidak menyadari bahwa bumi mengitari matahari...

Holmes mengatakan bahwa ia tak mau menyimpan pengetahuan yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, semua pengetahuan yang dimilikinya sekarang pastilah berguna baginya. Aku mencoba membuat daftar hal-hal yang diketahui Holmes, dan tak bisa menahan senyum ketika melihat hasilnya. Dalam catatanku tertulis:

Sherlock Holmes — kelebihan dan kekurangannya

1. Pengetahuan tentang Sastra — Nol.
2. Pengetahuan tentang Filsafat — Nol.
3. Pengetahuan tentang Astronomi — Nol.
4. Pengetahuan tentang Politik — Rendah.
5. Pengetahuan Botani — Bervariasi. Sangat memahami belladonna, opium, dan racun-racun secara umum. Tidak tahu apa-apa tentang praktek berkebun.
6. Pengetahuan tentang Geologi — Praktis tapi terbatas. Mampu membedakan tanah dengan sekali pandang. Sesudah berjalan-jalan dia pernah menunjukkan noda-noda cipratan tanah pada celana panjangnya. Dari warna dan konsistennya, dia tahu dari daerah mana tanah itu berasal.
7. Pengetahuan tentang Kimia — Menonjol.
8. Pengetahuan tentang Anatomi — Akurat tapi kurang sistematis.
9. Pengetahuan tentang Berita-berita menghebohkan — sangat banyak. Dia tampaknya tahu secara rinci semua tindak kejahatan yang terjadi pada abad ini.
10. Bermain biola dengan baik.
11. Sangat pandai dalam bela diri satu tongkat, tinju dan pedang.
12. Memiliki pengetahuan praktis tentang Hukum Inggris.

Begitu catatanku sampai sejauh ini, namun setelah membacanya kembali, aku masih belum dapat menyimpulkan benang merah yang ada di antara semua itu. "Kalau saja aku bisa mengetahui, apa tujuan Holmes mempelajari semua ini..." Bidang apa yang memerlukan kemahiran-kemahiran ini?" aku bertanya pada diriku sendiri. "Aku menyerah!" dengan putus asa kulemparkan catatan itu ke dalam api.


Saat menyusun catatan itu, Watson belum mengetahui profesi Holmes yang sebenarnya. Setelah ia mengikuti Holmes, memecahkan satu kasus. Watson menjadi yakin akan satu hal tentang kemampuan Holmes. Ucap Watson pada akhirnya, setelah Holmes berhasil memecahkan misteri dan Gregson dan Lestrade yang mendapatkan penghargaan.

"Tidak apa-apa," hiburku "Aku sudah mencatat semua fakta dalam buku harianku, dan kelak aku akan mempublikasikannya. Sementara itu, kau harus puas dengan mengetahui bahwa kaulah yang berhasil, seperti kata orang romawi...
'Populus me sibilat, at mihi plaudo

Ipse domi simul ac nummos contemplar in arca.'"


Lain Conan Doyle, lain pula Agatha Christie. Penulis wanita memang lebih peka. Walau mengambil topik yang sama, tentang detektif dan misteri tentang pembunuhan. Hercule Poirot salah satu tokoh detektif ciptaan Agatha, merupakan yang paling banyak dikenal. Siapa yang tak kenal Hercule Poirot? Detektif dengan kepala bulat seperti telur, dengan kumis nyentrik yang simetri. Dia punya metode, teratur dan sistematis. Ia sangat menyukai kerapian dan hal-hal yang simetris. Kapten Hasting yang merupakan sahabat Poirot, tak selalu menemani langkah Poirot. Namun Kapten Hasting sangat mengerti jalan pikiran Poirot, walau terkadang ia kesal juga dengan Poirot. Tingkah Poirot dan keangkuhannya yang tinggi, sering membuat Hasting heran. Watson bukan rekan bodoh yang terkadang memiliki pemikirannya sendiri tentang Holmes. Hastings telah lama berteman dengan Poirot dan sangat mengerti bagaimana cara berpikir Poirot, tak jarang Hastings membantu Poirot (walau dengan tidak sengaja, namun Poirot sering memuji kelebihan Hastings yang satu ini). Poirot sangat senang dengan sikap Hasting ini. Hastings selalu menggerutu pada Poirot, karena Poirot hanya diam dan tak melakukan apa-apa untuk memecahkan kasusnya. Untuk itulah Poirot selalu merendahkan Hastings, mengatakan jika ia mempunyai cara yang berbeda untuk mengatasi masalahnya. Namun secara tak disadarinya, Hasting telah memberinya petunjuk, jika ia telah sampai pada titik buntu pada pekaranya. Dan saat itu pulalah Hasting akan merasa dia adalah orang yang paling bodoh.

Agatha Christie — Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya
Satu, Dua, pasang gesper sepatunya
Tiga, Empat tutup pintu rapat-rapat
Lima, Enam ambilah tongkat
Tujuh, Delapan, letakkan lurus-lurus
Sembilan, Sepuluh, ayam betina sehat dan gemuk
Sebelas, Duabelas, lelaki harus menyalidiki
Tigabelas, Empatbelas, gadis-gadis mencari kekasih
Limabelas, Enambelas, gadis-gadis di dapur
Tujuhbelas, Delapanbelas, seorang gadis menunggu
Sembilanbelas, Duapuluh, piring saya sudah kosong...


JK Rowling lain lagi, tokoh ciptaannya bukan ahli menganalisis yang berhubungan dengan kriminal, hanya seorang anak yang memiliki keberanian dan keistimewaan karena tanda di dahinya. Harry Potter memiliki dunianya sendiri, dunia di mana kita tak akan bisa menyentuhnya, Dunia Sihir. Kisah Harry Potter memang layak disimak, tujuh tahun perjalannya mendapat pendidikannya di sekolah Sihir Hogwarts. JK benar-banar menampilkan dunia lain dalam buku itu. Dunia sihir, seolah dunia itu telah lama ada dan memang pernah ada. Segala isinya ia atur sedemikian rupa. Segala yang ada di dalamnya seolah nyata. Hewan-hewan, kisah-kisahnya, dan juga fantasinya. Mantra-mantra yang digunakan, seolah benar-benar telah menyihir kita. Dengan bahasa yang ringan (bahasa anak seusianya) dan cerita yang komplit. Hubungan Harry dan Voldemort, dan bagaimana melenyepkan salah satu diantaranya. Ketika cerita ini berakhir pada buku ke-7, akan diungkapkan semua misteri yang menyelimuti Harry dan hubungannya dengan Pangeran Kegelapan.

…tidak dapat hidup saat yang lainnya selamat...


Berbagai hal yang perlu daya imajinasi tinggi, penentuan karakter. Mengenai karakter, tentu tak sembarangan, karena bagaimanapun ini merupakan titik utama untuk sebuah tokoh utama. Tokoh utama merupakan penentu alur cerita, akan dibawa kemana? Hehe... tentunya tak lepas dari campur tangan penulis :D. Biasanya tokoh utama harus mampu membawa suasana hati pembaca, walau tak selalu tokoh utama itu harus terlihat perfect. Justru jika ia terlalu perfect, terlalu baik dan sempurna, mungkin jalan cerita akan mudah ditebak. Akan lebih mengasyikkan jika ada beberapa tokoh yang mendukung jalinan cerita. Hmm. Hubungan mereka satu sama lain dengan tokoh utama. Penggambaran deskripsi yang sempurna, seolah-olah dia sendiri yang mengalami kejadian itu. Sifat-sifat manusia, terasa cocok sekali dengan karakter yang diciptakannya. Seolah mereka benar-benar hidup dan kejadian itu benar adanya.

Karya-karya luar biasa, berasal dari seorang manusia biasa. Karya yang begitu menggemparkan dunia, lahir dari tangan seorang manusia tanpa keistimewaan apapun. Manusia itu hanya diberkahi sebuah imajinasi yang tinggi dan keahliannya menggambarkan segala apa yang ada di pikirannya melewati tulisan. Hanya lewat tulisan, orang-orang itu mampu membuat kita membayangkan juga apa yang ada di pikirannya. Hah.. sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka saat mereka menemukan ide-ide briliant untuk karyanya. Apa yang membuat mereka bisa menentukan segalanya yang ada di dunianya. Tidakkah mereka menemukan kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya? Bagaimana mereka melakukannya? Dengan sihirkah? Tidak kah kalian tertarik untuk mengetahuinya?

Penulis selain novel dan cerpen. Puisi, hasil pengamatan, laporan dll. Sepertinya lebih mengasyikan, karena selain menyalurkan hoby, juga bisa menambah pengetahuan.

Apapun jenisnya, tetap saja menarik. Karena pena lebih bisa mengungkapkan perasaan hati. Pada pena, kita perlu malu. Karena ia hanya akan tertunduk dengan menampilkan sejuta aksi. Pena.. bagian dari hatiku.

04 Februari 2008

My Favourite Places


Di sini, dalam gelapnya kamar yang sepi. Aku habiskan hampir sebagian besar waktuku. Apapun itu... Kadang hanya membaca kembali apa yang aku suka. Kadang berpikir tentang apa yang harus aku lakukan. Kadang belajar keras untuk ujian atau kala hati sedang senang.

Tak jarang di sini aku terbang... Melayang... Dalam angan yang tak akan pernah hilang. Membawaku terbang jauh, menembus langit ke tujuh, ke dunia lain yang ada dalam bayangku. Di sini juga aku sering berpikir, menanyakan sesuatu pada diriku sendiri, “Bagaimana ini?” atau “Apa yang harus aku lakukan?” lalu “Apa yang aku lakukan benar?”. Dengan begini, aku bisa instropeksi diriku sendiri... Sering juga aku memaki-maki diriku sendiri atau menyalahkan diri sendiri yang memang tak bisa apa-apa... Kadang aku kejam pada diriku, membiarkan layar kejahatan muncul dalam pikiranku.

Huh.....

Tempat yang paling aku rindukan jika aku berpergian jauh. Buku-buku yang tak pernah tersimpan dengan rapi... Ada yang berserakan di sana-sini, ada pula yang hanya ditumpuk begitu saja hingga tampak tak menyenangkan. Benda-benda yang tak jelas fungsinya juga berserakan sembarangan di hampir setiap sudutnya, benda-benda ini seharusnya sudah menjadi penghuni sampah. Sepatu dan kaos kaki yang baru saja di pakai, tergeletak begitu saja di samping lemari. Dua buah lemari tua dengan cerim yang besar di depannya, cermin itu selalu membuatku merasa terganggu. Debu-debu yang menempel pada setiap permukaannya sering membuatku merasa risih. Kegelapan yang selalu menyelimuti pun terkadang memberiku kenyamanan.

Siapa yang akan menyangka, jika aku sungguh betah berada di dalam sana..

Ke mana pikiran akan membawamu?

Writes on 19 July 2007

Pembunuhan itu suatu hal yang rumit. Banyak sekali macamnya. Dari segi niat, ada yang direncanakan (pembunuhan berencana) namanya juga pembunuhan berencana, sudah pasti segala sesuatunya telah direncanakan sematang mungkin. Mulai dari alibi, saksi, bahkan trik untuk membunuh sampai hal terkecil yang ada di TKP. Pembunuhan jenis ini sangat sulit diketahui pelakunya, jelas karena semua telah direncanakan. Pelaku seolah menantang kita, "ayo temukan aku! Maka aku akan membuatmu berkunjung ke neraka!" (itu yang biasa aku lihat di cerita2 misteri) tapi aku tak akan terkejut jika benar-benar ada orang seperti itu di dunia ini. Pembunuhan untuk membela diri atau tak terencana, hanya faktor kebetulan belaka. Alibi dan segala trik juga dilakukan spontan dengan kecepatan pikiran dan situasi. Ada juga judul novel misteri Pembunuhan di ruang tertutup. Kesimpulan awal yang paling masuk akal adalah "Bunuh diri!" karena pembunuhan di ruang tertutup memerlukan trik tertentu. Banyak cara untuk mencapai Roma, untuk itu juga manusia memiliki akal. Berpikir bagaimana cara membunuh tanpa meninggalkan jejak. Ada lagi kasus yang menghebohkan London, Jack The Ripper, pembunuhan berantai atau bisa dibilang sangat keji. Biasanya dilakukan oleh psikopat. Mereka bukan hanya membunuh, tapi juga menyayat mayat korban, dan memotong-motongnya (Aku heran padahal dunia sudah semakin canggih, makanan pun banyak tersedia, kenapa mereka memilih memotong-motong tubuh manusia..? Mungkin akan tiba saatnya di masa depan ada seorang penjual sate dengan tulisan "Sate Manusia!"). Sifat manusia memang misteri yang paling besar di alam ini, tiada yang dapat menebak apa yang ada di pikiran manusia bahkan si manusia sendiri. Sering kali manusia melamun, membiarkan pikirannya mengalir, jauh dari kenyataan. Tak jarang manusia terhanyut dalam pikirannya sendiri, saking indahnya dan betapa tak terbatasnya kemampuan pikiran manusia, tak terbatas, bahkan oleh waktu. Mungkin baik jika pikiran membawa kita kepada hal yang indah, namun coba bayangkan jika pikiran itu membawa kita kepada sebuah drama pembunuhan yang tragis dengan kita sebagai pembunuhnya. Semuanya terlintas begitu saja, layaknya menonton layar lebar, terus saja mengalir bagai air, tanpa keinginan kita untuk membendungnya atau menghentikannya. Hingga terdorong oleh keinginan kita untuk mecujudkannya. Dalam pikiran manusia akan merasa bangga jika bisa berhasil menipu semua orang dengan trik dan muslihat yang dilakukan untuk meloloskan diri dari tuduhan. Hingga muncul ungkapa "Membunuh itu seni!!" (Aku berdiri dan berteriak "Seni pala lu peyang!!" aku meletakkan begitu saja pena dan pergi ke luar)

Bagaimanapun cara yang dilakukan, trik yang digunakan, alibi yang menguatkan, pembunuhan tetaplah pembunuhan. Percobaan penghilangan nyawa manusia, yang tak akan bisa diampuni hanya dengan sepatah kata "Maaf!" Hukuman setimpal pantas diterima oleh seorang pembunuh. Diantara 1001 alasan, hanya beberapa alsan yang sering digunakan untuk membunuh. Uang, wanita, cinta dan dendam. Entahlah sepertinya kata-kata itu terkenal dikalangan masyarakat. Dereshi shi shi....!! bagaimana pun jadinya, aku juga masih sering membiarkan pikiranku mengalir. Tak jarang aku sering menanyakannya pada diriku sendiri hal-hal yang selama ini sering menginap dalam pikiranku. Bagaimana menjadi seorang saksi dari sebuah kasus pembunuhan? Bagaimana menjadi detektif yang bisa memecahkan kasus? Bagaimana menjadi seseorang yang dituduh melakukan pembunuhan? Hingga pikiran yang sampai saat ini aku tergelitik jika mengingatnya lagi. Bagaimana menjadi seorang pembunuh yang cerdik, hingga menggemparkan dunia.

03 Februari 2008

Pikiran manusia yang tiada batas

Writes on 19 July 2007

Pembunuhan itu suatu hal yang rumit. Banyak sekali macamnya. Dari segi niat, ada yang direncanakan (pembunuhan berencana) namanya juga pembunuhan berencana, sudah pasti segala sesuatunya telah direncanakan sematang mungkin. Mulai dari alibi, saksi, bahkan trik untuk membunuh sampai hal terkecil yang ada di TKP. Pembunuhan jenis ini sangat sulit diketahui pelakunya, jelas karena semua telah direncanakan. Pelaku seolah menantang kita, "ayo temukan aku! Maka aku akan membuatmu berkunjung ke neraka!" (itu yang biasa aku lihat di cerita2 misteri) tapi aku tak akan terkejut jika benar-benar ada orang seperti itu di dunia ini. Pembunuhan untuk membela diri atau tak terencana, hanya faktor kebetulan belaka. Alibi dan segala trik juga dilakukan spontan dengan kecepatan pikiran dan situasi. Ada juga judul novel misteri Pembunuhan di ruang tertutup. Kesimpulan awal yang paling masuk akal adalah "Bunuh diri!" karena pembunuhan di ruang tertutup memerlukan trik tertentu. Banyak cara untuk mencapai Roma, untuk itu juga manusia memiliki akal. Berpikir bagaimana cara membunuh tanpa meninggalkan jejak. Ada lagi kasus yang menghebohkan London, Jack The Ripper, pembunuhan berantai atau bisa dibilang sangat keji. Biasanya dilakukan oleh psikopat. Mereka bukan hanya membunuh, tapi juga menyayat mayat korban, dan memotong-motongnya (Aku heran padahal dunia sudah semakin canggih, makanan pun banyak tersedia, kenapa mereka memilih memotong-motong tubuh manusia..? Mungkin akan tiba saatnya di masa depan ada seorang penjual sate dengan tulisan "Sate Manusia!"). Sifat manusia memang misteri yang paling besar di alam ini, tiada yang dapat menebak apa yang ada di pikiran manusia bahkan si manusia sendiri. Sering kali manusia melamun, membiarkan pikirannya mengalir, jauh dari kenyataan. Tak jarang manusia terhanyut dalam pikirannya sendiri, saking indahnya dan betapa tak terbatasnya kemampuan pikiran manusia, tak terbatas, bahkan oleh waktu. Mungkin baik jika pikiran membawa kita kepada hal yang indah, namun coba bayangkan jika pikiran itu membawa kita kepada sebuah drama pembunuhan yang tragis dengan kita sebagai pembunuhnya. Semuanya terlintas begitu saja, layaknya menonton layar lebar, terus saja mengalir bagai air, tanpa keinginan kita untuk membendungnya atau menghentikannya. Hingga terdorong oleh keinginan kita untuk mecujudkannya. Dalam pikiran manusia akan merasa bangga jika bisa berhasil menipu semua orang dengan trik dan muslihat yang dilakukan untuk meloloskan diri dari tuduhan. Hingga muncul ungkapa "Membunuh itu seni!!" (Aku berdiri dan berteriak "Seni pala lu peyang!!" aku meletakkan begitu saja pena dan pergi ke luar)

Bagaimanapun cara yang dilakukan, trik yang digunakan, alibi yang menguatkan, pembunuhan tetaplah pembunuhan. Percobaan penghilangan nyawa manusia, yang tak akan bisa diampuni hanya dengan sepatah kata "Maaf!" Hukuman setimpal pantas diterima oleh seorang pembunuh. Diantara 1001 alasan, hanya beberapa alsan yang sering digunakan untuk membunuh. Uang, wanita, cinta dan dendam. Entahlah sepertinya kata-kata itu terkenal dikalangan masyarakat. Dereshi shi shi....!! bagaimana pun jadinya, aku juga masih sering membiarkan pikiranku mengalir. Tak jarang aku sering menanyakannya pada diriku sendiri hal-hal yang selama ini sering menginap dalam pikiranku. Bagaimana menjadi seorang saksi dari sebuah kasus pembunuhan? Bagaimana menjadi detektif yang bisa memecahkan kasus? Bagaimana menjadi seseorang yang dituduh melakukan pembunuhan? Hingga pikiran yang sampai saat ini aku tergelitik jika mengingatnya lagi. Bagaimana menjadi seorang pembunuh yang cerdik, hingga menggemparkan dunia.