23 Agustus 2008

Cinta Seorang Psikopat

V Lestari's Books

Mandar, bujangan kaya raya, dituduh memperkosa san membunuh belasan perempuan yang berprofesi sebagai pelacur. Ia melakukan demi kesenangan, tapi juga berdalih sekalian membersihkan "sampah". Namun salah satu korbannya, Amarilis, dibiarkan tetap hidup setelah menyadari kekeliruannya bahwa ternyata Amarilis bukan pelacur. Di penjara, Mandar meminta pada Adrian, sepupunya yang mewarisi hartanya jika dieksekusi, untuk terus memantau gadis itu.
Akibat perkosaan itu, Amarilis hamil, tapi dia tak tega menggugurkan kandungannya. Ia melahirkan seorang bayi laki-laki yang diadopsi orang lain. Ia takut bayi itu mewarisi gen jahat ayahnya, Mandar. Amarilis melewati saat-saat traumatis. Namun berkat kasih sayang keluarganya dan bantuan tanpa pamrih dokter Hilman, psikiater, ia bisa mengatasi saat sulit itu. Bahkan ia jatuh cinta pada Hilman.
Di selnya Mandar kerap membayangkan Amarilis. Diam-diam dia jatuh cinta pada korbannya itu. Ia sampai mencoba melukis gadis itu untuk mengobati kerinduannya. Tapi bukan Cuma dia yang mencintai Amarilis. Adrian pun menyukai gadis itu, bahkan sangat tergila-gila padanya.
Ketika sedang mempersiapkan pernikahannya dengan dokter Hilman, Amarilis mengalami musibah untuk kedua kalinya. Semua yakin, Amarilis tak akan lolos dari maut kali ini, karena semalaman lenyap tanpa berita. Namun ada seseorang yang menolongnya, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan nyawanya.

__________

Karya V Lestari yang pertama kali aku baca. Aku jadi lebih banyak belajar.. jadi beginilah novel karya anak bangsa. Padahal sebelumnya aku sudah beberapa kali mambaca novel dalam negri. Pertama kali aku mengenal novel karya Mira W “Melompat dari Jendela SMP”, walau begitu waktu itu aku masih sangat kecil untuk mengerti tentang bahasa dan tentang diri penulis. Aku yang waktu itu, hanya terlibat dalam emosi yang ada di dalam cerita. Tanpa pernah berpikir tentang bagaimana cara menggunakan bahasa, juga tentang hal-hal teknis lainnya. Setelah kini aku ingin belajar, aku biarkan diriku kemasukan novel terjemahan dari luar negri dan mengambil bahan bacaan tentang misteri pembunuhan yang melibatkan kriminalitas, alibi, trik dan motif. Tanpa pernah sekalipun melirik novel lokal yang mungkin akan sangat penting bagiku untuk mengenal bahasa penulis dari bangsaku sendiri. Karena sejujurnya, aku terkagum-kagum pada penulis luar, mereka dapat dengan jelas mendeskripsikan tempat, bahkan tokohnya hingga kita bisa melihatnya sedang memainkan peran dalam cerita itu. Suatu kesempatan membuatku bisa kembali membaca novel dalam negri, dan aku banyak belajar dari situ.

Ternyata tidak perlu bahasa yang rumit untuk menjelaskan suatu persoalan. Cukup dengan menggunakan bahasa sehari-hari, toh tokoh dalam novel itu juga mengalami hari-hari yang sama dengan kita. Suatu jalinan cerita yang urut dan berkaitan memang perlu, dan di saat itulah dibutuhkan kecerdikan penulis untuk menceritakannya kembali dengan gabungan kata, hingga membentuk kalimat-kalimat yang enak dibaca dan terjalin dengan apik, hingga terbentuk suatu paragraf. Mungkin itulah yang masih belum bisa aku lakukan. Itulah yang aku butuhkan, dan sepertinya aku masih harus banyak belajar lagi. Sekalian saja aku jelaskan tentang tokoh-tokoh yang ada di novel Cinta seorang Psikopat ini, keberulan aku sangat tertarik dengan tokoh utama, sang psikopat, Mandar.
Mandar. Tokoh utama, namun jahat. Bagiku dialah tokoh utamanya, walau jahat namun semuanya bermula dari Mandar dan ia juga yang mengakhirinya. Lagipula pada judulpun sudah mengarah pada Mandar. Di dalam cerita, hampir tak ditemukan tokoh yang menyukai Mandar, karena kekejamannya, semuanya memakinya dan bahkan membencinya. Walau ia mempunyai Adrian, satu-satunya orang terdekat Mandar, naman Adrian tak benar-benar menyukai Mandar. Ia hanya berbuat apa yang seharusnya ia lakukan, ditambah ia mendapatkan warisan dari Mandar jadi sudah selayaknya ia membantu Mandar. Walau semua orang menganggapnya iblis, monster (pokoknya yang jelek-jelek) tapi aku mempunyai pandangan sendiri pada Mandar. Aku kagum dengan kepribadian Mandar. Mandar tidak munafik. Dengan berani di mengakui perbuatannya secara gambalng tanpa rasa penyesalan sedikitpun. Tidak pengecut dan tegas, dia tidak berusaha lari (memang ia sempat ingin buron, setelah tau dia punya anak, namun ia toh tak melakukannya) dan ia dengan tegas mengakui telah membunuh 11 orang, dan menolak tuduhan membunuh 12 orang. Karena mayat yang ditemukan di ruang bawah rumahnya berjumlah 12, sedangkan Mandar hanya mengakui ia hanya membunuh 11 orang. Dia juga perasaan melindungi pada Adrian, karena menurutnya semua tindakannya itu dilakukannya sendiri tak melibatkan siapapun. Dan juga beberapa sifat baik lainnya terhadap Adrian (sifatnya yang baik tatkala ia menjadi orang biasa, namun ia akan berubah menjadi pembunuh yang kejam ketika nafsu menguasainya). Dan yang paling menggelitik adalah, dia mempunyai cinta. Cintanya kepada Amarilis dan kepada anaknya. Bagaimanapun juga Mandar adalah tokoh utama, tentu dia punya sesuatu yang unik, hingga pengarangya memilihnya menjadi tokoh utama. Aku merasa si pengarang, sangat menyukai Mandar, terbukti ia tak membiarkan Mandar di eksekusi, melainkan memilihkan cara mati yang lebih baik. Demi menyelematkan korban yang di cintainya, ia merelakan dirinya meski harus mati. Ikatannya dengan Amarilislah yang menyelematkan Amarilis dari maut.

Amarilis. Tokoh Utama kedua seorang gadis yang menjadi korban Mandar. Mandar yang sadar telah melakukan kesalahan, membiarkan hidup. Perempuan tegar yang memliki keluarga yang sangat menyayanginya dan membantunya bangkit dari masa-masa traumatis. Jug atak luput dari bantuan Hilman, sang dokter. Tidak terlalu istimewa bagiku, namun ada sifat yang membuatku salut. Keteguhannya menolak bayi yang telah dilahirkannya, yang juga merupakan anak Mandar. Keputusannya melahirkan bayi itu saja sudah merupakan hal yang patut dipuji. Hubungan timbal balik yang dia sebutkan untuk menguatkan alasan melepaskan anak itu, cukup masuk akal. Ia masih tetap menolak bayi itu meski telah melihat betapa tampan dan sehatnya bayi itu. Mungkin karena ia melihat bayang-bayang Mandar. Yah.. siapa yang mau anak iblis? Ibunya saja tak menginginkannya. Namun bayi yang memiliki kelebihan menarik hati setiap ibu yang melihatnya itu, akhirnya mendapatkan orang tua yang baik. Teman Hilman, dan Hilman ingin memastikan bahwa bayi itu ada di tangan yang orang benar-benar baik agar gen jahat ayahnya tak berkembang. Sadar atau tidak, pikiran Amarilis sering terhubung dengan Mandar, walau hanya melalui mimpi-mimpi. Diakui atau tidak, mereka berdua memiliki ikatan, walau secara tak langsung dan mungkin akan berakhir, karena akhirnya Mandar mati demi menolongnya.

Hilman. Dokter, seorang psikiater. Pembawa semangat bagi Amarilis. Ayah yang sangat di sayangi dan di hormati oleh kedua anak-anaknya. Tokoh yang menjangkau semuanya. Mulai dari Amarilis, Mandar, Adrian, sampai si bayi. Merupakan penghubung antara satu dan yang lain. Itu juga yang membuatnya tampak seperti tokoh utama yang baik. Hilman memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan keadaan, kemampuannya sebagai psikiater membuatnya menjadi orang yang dapat dipercaya. Dan pemikirannya juga menyeluruh, mengingat profesinya sebagai psikiater. Hilman adalah orang yang percaya, jika hanya Mandarlah yang bisa mengetahui di mana Amarilis. Ia percaya Mandar mempunyai telepati yang kuat terhadap Amarilis. Untuk itu ia memohon kepada Mandar untuk membantunya menemukan Amarilis.

Adrian. Sepupu Mandar, yang juga mewarisi semua kekayaan Mandar. Kegigihannya mengalahkan segala prasangka buruk kepadanya. Orang yang paling dekat dengan Mandar, dan satu-satunya penghubungnya dengan dunia luar. Melalui Adrian inilah, Mandar mengetahui ia mempunyai keturunan dari Amarilis, dan itu membuatnya senang. Sebenarnya Adrian bisa jadi orang yang paling pantas mendampingin Amarilis, namun kenapa yaa? Aku merasa dia ini terlalu sempurna. Sejak awal pengarang menceritakan segalanya yang baik tentang Adrian. Pengarang seolah ingin menjebak pembaca dengan menceritakan segala kemalangan Adrian, dan segala usaha gigihnya mendapatkan Amarilis. Juga kebaikan hatinya, yang menurutku terlalu berlebihan. Apalagi sejak semula aku tertarik dengan pengakuan Mandar, yang ia hanya membunuh 11 orang. Lalu satu mayat lagi siapa? Siapa pembunuhnya? Aku jelas percaya kepada Mandar, karena sejak semula dia jujur mengakui perbuatannya dan tak berusaha menutupi. Bahkan alasannya pun ia katakan kepada Hilman. Jika memang Mandar tak melakukan pembunuhan yang ke12, maka ada orang lain yang memanfaatkan Mandar. Lalu, siapa saja orang bisa keluar masuk rumah Mandar? Dan bukan hal yang mustahil Adrian bisa mengetahui perbuatan Mandar. Hmm, sejak semula dia memang mencurigakan. Apalagi setelah pertemuannya dengan Indri, dan mengira dia Indah. Hah! Ketemu juga celahnya... Dia penjahat sebenarnya... ketahuilah, aku tak salut sama sekali dengan Adrian...

2 komentar:

Lina Disini mengatakan...

ulasan cerita yang menarik..aku tertarik dengan hal2 tentang psikopat..jadi penasaran pengen baca novelnya.

Unknown mengatakan...

Dari cerita ini aku rasa aku menyukainya di cerita ini sangat menarik dan unik apalagi ada psikopat nya😊